NUNUKAN – Penyaluran bantuan terus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nunukan. Selain masyarakat kurang mampu terdampak covid-19 dan mahasiswa yang ada di rantau yang diberikan bantuan, kali bantuan sosial pun diberikan kepada para buruh dan pedagang asongan yang biasa berjualan di sekitar Pelabuhan Tunon Taka Nunukan, berupa paket sembako.
Bantuan yang disalurkan ini adalah untuk meringankan beban masyarakat Kabupaten Nunukan, atas terjadinya pendemi wabah Covid-19 hingga saat ini.
Berdasarkan data yang tercatat, saat ini ada 428 buruh Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) unit cargo dan batu bara, dan 28 orang pedagang asongan yang menerima bantuan sembako, berupa beras 5 kilogram (kg) yang disalurkan Pemerintah Kabupaten Nunukan.
Dalam hal ini, Bupati Nunukan Hj Asmin Laura Hafid SE MM, mengatakan, para buruh dan pedagang asongan di pelabuhan adalah salah satu komponen masyarakat yang paling merasakan dampak dari mewabahnya covid-19. Sehingga para pihak yang peduli bersama pemerintah, harus hadir untuk memberikan bantuan.
Meskipun nilainya tidak seberapa, Bupati Laura berharap bantuan itu bisa sedikit meringankan beban para buruh dan pedagang asongan, yang dalam beberapa minggu terakhir ini penghasilanya mengalami penurunan secara drastis.
“Situasi ini memang tidak mudah, tetapi kita semua harus sabar dan kuat menghadapinya. Pemerintah akan memberikan bantuan kepada masyarakat, terutama yang paling terdampak karena wabah ini, sebisa mungkin sesuai dengan kemampuan yang kita himpun dan miliki,” kata Laura Jumat (8/5/2020).
Bupati juga mengatakan, para buruh dan pedagang asongan di pelabuhan memang merupakan pihak yang paling merasakan dampak penyebaran covid-19. Bagaimana tidak, pembatasan angkutan laut di dalam negeri dan kebijakan lock down yang diterapkan oleh Pemerintah Malaysia selama hampir satu bulan terakhir, telah membuat aktivitas di pelabuhan nyaris lumpuh.
Dan minimnya jumlah kapal yang melakukan bongkar muat di pelabuhan telah secara otomatis membuat penghasilan para buruh itu semakin tidak pasti.
Jika sebelum covid-19 mereka bisa mengantongi penghasilan per hari dari upah jasa bongkar muat barang dari Kapal Pelni, kapal cargo, batu bara, atau kapal jurusan Tawau – Nunukan, maka kini belum tentu dalam satu minggu ada yang menggunakan jasa mereka.
Lebih tragis nasib yang dialami oleh para pedagang asongan. Berhentinya Kapal Pelni dan kapal jurusan Tawau – Nunukan, praktis membuat penghasilan mereka pun ikut terhenti. Sementara pengeluaran di rumah tangga tidak pernah mengenal kata berhenti.
Dalam situasi seperti ini, semua pihak memang harus saling bergandengan tangan, saling menguatkan, seraya terus berdoa semoga wabah ini bisa segera berakhir. (*)
Reporter: Darmawan
Editor : M. Yanudin