NUNUKAN – Emi Sulastriani (21) wanita yang membawa sabu 20 kilogram dari Malaysia itu masih tercatat sebagai Mahasiswi semester VII di salah satu universitas swasta di Makassar. Wanita berparas cantik ini bukan sekali ini saja membawa sabu dengan jumlah besar.
Emi mengaku sejak di bangku SMA sudah menjadi yatim piatu. Untuk menghidupi dirinya, ia memilih dunia narkoba sebagai jalan pintas. Jadilah ia kurir sabu yang bisa dikatakan andal dalam menjalankan aksinya.
Kapolres Nunukan AKBP Teguh Triwantoro, SIK. MH mengatakan, Emi berhasil meloloskan sabu sebanyak 3 kali, dengan angka yang begitu besar dengan bayaran yang begitu besar pula. Meski terbilang licin dalam menjalankan aksinya. Kali ini Emi tak bisa berbuat banyak. Ia tertangkap di Jalan Arif Rahman Hakim, Gang Borneo III Nunukan Timur, Selasa (3/9) lalu. Sabu 20 kg yang hendak dipasarkan di Pare-Pare itu, Emi dijanjikan upah Rp90 juta jika berhasil.
“Emi dalam pengiriman pertamanya berhasil meloloskan 500 gram atau setengah kilo gram, dengan upah Rp15 juta, pengiriman kedua seberat 1 kg di upah Rp 25 juta, dan yang ketiga 1 kg, hanya di upah Rp 20 juta,” kata Teguh, Rabu 11 September 2019.
Untuk sabu 20 kg ini, Emi mengemas kristal puluhan kilo mematikan itu dengfan rapi. Yakni dibungkus dalam teh China. Tentu hal itu untuk mengelabui aparat keamanan. Emi punya bos besar di Malaysia bernama Asri yang kali ini menjadi DPO Polres Nunukan. Asri diketahui selalu merekrut kurir sabunya dengan modus sebagai asisten rumah tangga (ART) di Malaysia.
“Setelah Emi mendapat satu orang yang akan ia ajak ke Malaysia untuk ikut jalan bersamanya atas nama Sri Wahyuni namun ia tidak mengetahui jika ia dijadikan kurir sabu,” jelasnya.
Mengenai kasus ini, Polres Nunukan coba melakukan penelusuran lebih jauh dengan control delivery ke kota Pare-Pare Sulsel. Hal itu bertujuan untuk mengungkap jaringan sindikat narkoba. Sayangnya, informasi diduga telah bocor. (day)