benuanta.co.id, NUNUKAN – Memasuki hari ke-3 pemberian bantuan sosial (Bansos) oleh Pemerintah Kabupaten Nunukan kepada warga yang kurang mampu. Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Nunukan, Andi Fajrul Syam menyoroti mekanisme pembagian bantuan sembako yang dinilai masih menimbulkan kemacetan dan belum ramah bagi kelompok rentan seperti lanjut usia (lansia) dan ibu hamil.
Dalam pantauan di lapangan, Andi Fajrul melihat langsung kondisi antrean yang padat dan berdesakan. Banyak warga lanjut usia yang terpaksa berdiri lama di ruangan panas yang berpotensi memicu kelelahan fisik maupun tekanan emosional.
“Saya melihat banyak warga yang hadir sudah berusia lanjut dan harus mengantre berdesakan. Ini sangat memprihatinkan, ke depan perlu diperbaiki. Misalnya bantuan diantarkan langsung ke lansia atau dititipkan melalui kelurahan,” tuturnya pada Rabu (17/12/2025).
Ia juga meminta perhatian khusus bagi ibu hamil yang ikut melakukan antrean. Mekanisme pemberian bansos harus dibuat lebih sederhana agar warga tidak meninggalkan pekerjaan sehari-hari hanya untuk mendapatkan bantuan.
“Seperti petani rumput laut bisa kehilangan penghasilan hingga Rp200 ribu per hari karena harus mengantre lama. Bahkan yang lebih memalukan adalah ada warga yang sudah menunggu lama namun tidak mendapat bantuan atau tidak kebagian karena barangnya habis,” tegasnya.
Sebagai solusinya, Andi Fajrul mengusulkan agar pendistribusian bantuan ke depan dipercayakan kepada masing-masing ketua RT sebagai koordinator pembagian di wilayahnya. Penyaluran dilakukan dengan dokumentasi penerima dan pertanggungjawabannya berada di tingkat RT.
“Kalau diserahkan ke RT, warga tidak perlu lagi mengantri berdesakan seperti saat ini. Distribusi bisa lebih tertib dan lebih manusiawi,” tandasnya. (*)
Reporter: Soni Irnada
Editor: Yogi Wibawa







