benuanta.co.id, NUNUKAN – Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Nunukan merupakan salah satu bank yang menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan nilai terbesar di Kabupaten Nunukan. BRI Nunukan juga merupakan Bank yang menyandang kualitas terbaik pada pemberian kreditnya di seluruh BRI se-Kalimantan Utara.
Kepala Cabang BRI Nunukan, Nonok Soekarno mengatakan, khusus di KUR mikro BRI Nunukan telah menyalurkan dana 97,97 persen dengan nominal sebesar 187,8 miliar di tahun ini hingga 17 November 2025.
“Di tahun ini sampai 17 November kemarin kita telah menyalurkan 187,8 miliar untuk KUR mikro dari target 191,7 miliar. Artinya masih ada satu setengah bulan lagi jadi pasti mencapai target karena memang niat kita untuk membantu UMKM,” ujar Soekarno di ruang kerjanya pada Kamis (20/11/25).
Sementara pada KUR Kecil target BRI Nunukan sekitar 45,9 miliar, namun sudah melampaui target yaitu 56,3 Miliar pada tahun 2025 yaitu sudah 122 persen yang telah tersalurkan.
Soekarno mengatakan di Bank BRI ada dua jenis KUR yang bisa diakses oleh masyarakat yaitu Mikro dan Kecil.
“KUR mikro itu bisa dilayani pada bank BRI unit yang besarannya sampai 100 juta tanpa agunan tambahan apapun, bunganya sama yaitu 6 persen per tahun,” tuturnya.
Sementara KUR Kecil dengan jumlah pinjaman sampai Rp500 juta, ada agunan tambahannya, namun tidak harus mengcover jumlah pinjamannya. Misalkan agunan Rp100 – 200 juta juga tidak masalah dan tidak diwajibkan. Asalkan ada agunan tambahannya karena kelasnya tinggi.
Dikatakan Soekarno bahwa selama ini animo masyarakat banyak yang ingin mengajukan KUR karena suku bunga murah dan tanpa agunan apapun terutama di KUR mikro. Untuk menghindari para debitur yang ingin mengambil kesempatan terutama bagi debitur yang nakal, pihaknya selektif dalam memilih calon penerima KUR BRI.
“BRI itu tidak semua orang bisa diberikan KUR, karena ini beda dengan Bansos. Kalau Bansos kan bantuan dari pemerintah jadi tidak perlu mengembalikan kewajibannya, sementara KUR adalah cara pemerintah mendidik masyarakat untuk disiplin, ber-management finansial yang baik, maka sasarannya adalah pedagang yang mempunyai usaha,” jelas Soekarno.
Lebih lanjut dikatakan, adapun beberapa persyaratan yang harus dipenuhi bagi para calon debitur yang ingin mengajukan KUR diantaranya, surat keterangan usaha, foto copy KTP, surat keterangan domisili, kartu keluarga, dan NPWP. Terutama harus berdomisili di Nunukan, punya usaha menetap, kemudian usahanya harus sudah berjalan 6 bulan dan lancar.
Menurutnya, di wilayah Provinsi Kalimantan Utara, BRI Tarakan menempati urutan pertama sebagai penyalur KUR terbesar, disusul BRI Tanjung Selor dan BRI Nunukan di urutan ke tiga yang merupakan cabang baru di Kaltara.
“Namun dari sisi kualitas Nunukan adalah yang terbaik, dari sisi pemberian kreditnya semuanya lancar karena kita memang betul-betul selektif dalam pemberian bantuan ke masyarakat,” ujarnya.

BRI Siapkan Payplan Nasabah
Soekarno menyebutkan dalam upaya mencapai target di penyaluran KUR mikro tahun ini pihaknya sudah mempunyai payplan nasabah yaitu pengusaha yang mempunyai simpanan di Bank BRI Nunukan yang nantinya akan diberi tambahan dana untuk mengembangkan usahanya.
Selain itu, pihaknya juga bekerja sama dengan Pemda khususnya instansi terkait dalam upaya penyaluran KUR yang tepat sasaran.
“Seperti di pasar kita komunikasi dengan pihak pengelola yang ada disana, siapa yang belum dilayani oleh KUR. Jadi selama ini Alhamdulillah kita selalu komunikasi baik dengan instansi terkait yang ada di Nunukan,” ungkap Soekarno.
Ia mengungkapkan ada tiga cabang unit BRI yang ada di Nunukan yaitu, BRI unit Sebuku, BRI unit Sei Nyamuk dan BRI cabang Nunukan. Fungsinya untuk mempermudah jangkauan masyarakat dalam memperoleh hak serta kewajibannya dalam proses perbankan.
Soekarno juga menerangkan jumlah debitur aktif yang sudah mengajukan KUR pada BRI Nunukan terdata selama ini hingga tanggal 17 November 2025.
“Ternyata kita melayani KUR mikro yang masih berjalan selama ini hingga tanggal 17 November kemaren sebanyak 5.597 debitur. Kemudian KUR kecil yang nominal pinjaman sampai 500 juta itu sekitar 356 debitur se-Kabupaten Nunukan,” terangnya.
Sementara itu, dari tiga cabang dan unit BRI yang ada di Nunukan. Jumlah pengambilan atau penyaluran KUR mikro terbesar adalah Sebuku 71,7 miliar, Sei Nyamuk 62,9 miliar dan Nunukan 53,1 Miliar.
“Kalau debitur Nunukan yang paling banyak orangnya, tapi dipenyerapan anggaran di Sebuku dan Sei Nyamuk yang paling besar. Itu karena mereka mengambil dalam jumlah yang besar beda di Nunukan, debitur mengambil sesuai dengan kebutuhannya saja,” tuturnya.
KUR Didominasi UMKM
Menurut Soekarno, kebanyakan debitur yang disalurkan KUR didominasi dari para pelaku UMKM seperti sembako, rumput laut, pedagang ikan, pedagang sayur, pedagang es, dan pedagang pakaian yang semua berjualan di pasar.
Kemudian dalam konteks pinjaman KUR BRI, ada yang dimaksud kolektibilitas, mengacu pada status atau kelancaran pembayaran kembali pinjaman oleh debitur. Kategori ini menunjukkan seberapa baik debitur memenuhi kewajibannya.
“Kolek 1 itu yang pembayarannya lancar, kolek 2 itu pembayarannya lambat sampai 90 hari (DPK), kemudian diatas 90 – 120 hari (kurang lancar) itu kolek 3, 120 – 180 hari (diragukan) kolek 4 dan yang terakhir kolek 5 yaitu debitur yang terlambat 180 hari keatas yang merupakan kategori terburuk (macet),”terangnya.
Lebih lanjut, Setelah macet nantinya akan masuk pada daftar hitam. Setelah ada pemberian asuransi dari pemerintah baru debitur bisa mengajukan KUR kembali.
Soekarno berharap, sesuai dengan keinginan pemerintah yang menghadirkan KUR ini adalah untuk membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat sehingga bisa naik kelas dari pedagang kecil hingga pedagang besar, kemudian untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan dengan memberdayakan sektor UMKM sesuai dengan usahanya masing-masing.(*)
Reporter: Soni Irnada
Editor: Ramli







