benuata.co.id, BULUNGAN – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) mencatat lebih dari separuh usaha jasa akomodasi di wilayah ini telah menerapkan sistem ramah lingkungan. Upaya tersebut menjadi bagian dari penerapan konsep pariwisata berkelanjutan yang kini menjadi fokus pengembangan sektor pariwisata nasional.
Kepala BPS Kaltara, Mas’ud Rifai dalam Publikasi Statistik Hotel dan Akomodasi Lainnya 2024 yang dirilis beberapa waktu lalu, menjelaskan bahwa pariwisata berkelanjutan merupakan konsep pengelolaan wisata yang memberikan dampak positif jangka panjang bagi lingkungan, sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat setempat.
“Konsep ini penting agar sektor pariwisata bisa tumbuh tanpa merusak lingkungan dan tetap memberi manfaat bagi masyarakat,” ujarnya, Ahad (2/11/2025).
Berdasarkan hasil survei BPS, sebanyak 56,85 persen usaha akomodasi di Kaltara telah menjalankan sistem ramah lingkungan, antara lain melalui penghematan energi, penggunaan air daur ulang, dan pemanfaatan energi alternatif. Selain itu, 32,88 persen usaha akomodasi juga menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam pengelolaan sumber daya dan limbah.
Sebanyak 34,25 persen usaha memiliki instalasi pengolahan limbah internal, sementara 67,12 persen lainnya masih bergantung pada layanan pengolahan limbah eksternal. Dari sisi sumber air bersih, 70,55 persen usaha akomodasi tercatat menggunakan layanan PDAM.
Mas’ud menambahkan, penerapan sistem ramah lingkungan di sektor jasa akomodasi menjadi langkah penting dalam meningkatkan daya saing pariwisata Kaltara di tingkat nasional maupun internasional.
“Kesadaran lingkungan kini menjadi salah satu faktor penting dalam menarik minat wisatawan. Semakin banyak usaha yang berkomitmen terhadap kelestarian lingkungan, semakin kuat pula citra Kaltara sebagai destinasi wisata berkelanjutan,” pungkasnya. (*)
Reporter: Ike Julianti
Editor: Ramli







