benuanta.co.id, TARAKAN – Ormas Garda Pemuda Perbatasan Krayan Raya (GP2KR) menyerukan agar pemerintah pusat segera menindaklanjuti usulan pembentukan Calon Daerah Otonomi Baru (CDOB) Kabupaten Krayan.
Aspirasi ini disampaikan sebagai bentuk kepedulian masyarakat perbatasan terhadap kehadiran negara di tapal batas Indonesia–Malaysia, sekaligus menandai momentum Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober 2025.
Perwakilan GP2KR, Agustinus Amos, S.Hut, menyampaikan perjuangan pembentukan Kabupaten Krayan bukan hanya soal administrasi pemerintahan, tetapi juga simbol hadirnya negara di wilayah perbatasan yang selama ini menjadi garda terdepan NKRI.
“Kami atas nama GP2KR meminta agar pemerintah pusat menyikapi dengan serius proses pemekaran CDOB Kabupaten Krayan. Ini bukan sekadar urusan wilayah, tapi tentang keadilan bagi masyarakat di tapal batas,” jelasnya, Selasa (28/10/2025).
Menurutnya, masyarakat Krayan sudah lama menaruh harapan agar wilayah tersebut berdiri sebagai daerah otonom baru yang mampu mempercepat pelayanan publik dan pembangunan. Ia menilai, dengan status kabupaten, Krayan akan memiliki ruang lebih besar untuk mengatur dan mengelola potensi wilayahnya.
“Krayan ini sudah layak dimekarkan. Kami ingin pemerintah pusat melihat bahwa ini soal pemerataan pembangunan, bukan kepentingan politik,” katanya.
GP2KR juga memberikan dukungan penuh kepada tim CDOB Kabupaten Krayan yang selama ini terus memperjuangkan proses pemekaran. Agustinus menegaskan agar tim tersebut tetap konsisten dan tidak kehilangan semangat meskipun prosesnya panjang.
“Kami berharap tim CDOB Krayan tetap solid dan konsisten. Jangan pernah menyerah, karena ini perjuangan untuk generasi di perbatasan,” ujarnya.
Selain menyuarakan aspirasi pemekaran, GP2KR juga menyampaikan apresiasi kepada pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara atas perhatian mereka terhadap pembangunan di wilayah perbatasan. Menurut Agustinus, sejumlah program infrastruktur yang telah dan akan dijalankan menjadi bukti adanya komitmen negara dalam memperkuat daerah terluar.
“Kami mengapresiasi pemerintah pusat dan provinsi yang sudah berkomitmen membangun Krayan. Tahun ini dan 2026 nanti, sudah ada program jalan dan jembatan yang direncanakan dan itu langkah nyata yang kami dukung,” ujarnya.
Namun demikian, ia menekankan pembangunan fisik harus diiringi dengan keberpihakan terhadap kesejahteraan masyarakat lokal. GP2KR menilai, pembangunan di perbatasan bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga harus menyentuh aspek ekonomi, pendidikan, dan pelayanan dasar.
“Jalan dan jembatan memang penting, tapi lebih penting lagi memastikan masyarakat Krayan bisa merasakan manfaat langsungnya. Jangan sampai proyek hanya berhenti di papan nama,” katanya.
Agustinus juga menjelaskan Ormas GP2KR resmi dideklarasikan bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2025. Momentum ini, katanya, dipilih bukan tanpa alasan. “Kami sengaja mendeklarasikan GP2KR di Hari Sumpah Pemuda, karena semangatnya sama semangat persatuan, perjuangan, dan keberanian anak bangsa di perbatasan,” ungkapnya.
Ia menambahkan, GP2KR akan berperan aktif sebagai pengawal dan pengawas pembangunan di wilayah Krayan, terutama terhadap proyek-proyek pemerintah yang dijadwalkan tahun ini hingga 2026.
“Kami akan ikut mengawal dan mengevaluasi semua program pembangunan agar tepat sasaran dan selesai tepat waktu. Kami ingin memastikan setiap rupiah yang dikucurkan benar-benar sampai ke masyarakat,” tegasnya.
Menutup keterangannya, Agustinus menegaskan perjuangan GP2KR tidak akan berhenti sampai Krayan benar-benar berdiri sebagai kabupaten baru. Ia menyerukan agar seluruh masyarakat Krayan bersatu memperjuangkan cita-cita bersama itu.
“Kami tidak akan diam. Selama keadilan belum dirasakan masyarakat perbatasan, GP2KR akan terus bersuara. Karena bagi kami, pemekaran Krayan adalah bentuk nyata dari kehadiran negara di tapal batas,” pungkasnya. (*)
Reporter: Eko Saputra
Editor: Endah Agustina







