benuanta.co.id, TARAKAN – RSUD dr. H Jusuf SK kembali mencatat kemajuan dalam pelayanan medis dengan menghadirkan layanan tindakan Core Biopsi Tumor bantuan CT Scan (CT-Guiding Core Biopsy).
Prosedur ini digunakan untuk pengambilan sampel jaringan tumor yang bertujuan menentukan apakah tumor bersifat jinak atau ganas, sekaligus menjadi layanan pertama di Kalimantan Utara yang menerapkan metode ini.
Dokter Spesialis Paru RSUD dr. H Jusuf SK, dr. Nila Kartika Ratna, Sp.P., menjelaskan
tindakan ini merupakan salah satu metode yang paling efektif untuk menegakkan diagnosis tumor paru.
“Jadi tadi adalah kegiatan pengambilan sampel jaringan tumor untuk menentukan tumor tersebut apakah jinak atau ganas, salah satu caranya adalah biopsi dengan jarum yang disebut Core Biopsi Tumor dengan bantuan CT Scan atau CT Guide,” jelasnya, Senin (27/10/2025).
Ia menambahkan, penggunaan teknologi CT Scan Guiding dilakukan untuk memastikan ketepatan arah jarum ke titik sasaran di jaringan paru. Dengan begitu, prosedur ini bisa dilakukan secara lebih aman dan presisi.
“Kenapa harus CT Guide? Karena agar bisa lebih presisi lagi menentukan lokasi biopsinya,” terangnya.
Lebih lanjut, dr. Nila menerangkan meskipun prosedur ini secara umum digunakan untuk mendeteksi tumor, teknik yang sama juga dapat diterapkan untuk berbagai penyakit paru lainnya.
“Untuk prosedur ini memang utamanya untuk mendeteksi tumor, tapi juga bisa untuk penyakit lain seperti Interstitial Lung Disease (ILD) atau penyakit yang belum diketahui penyebabnya,” ungkapnya.
Prosedur ini dinamakan core biopsy karena jenis jarum yang digunakan berukuran lebih besar dibandingkan dengan metode sebelumnya, yaitu Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB).
“Kalau dulu kita menggunakan jarum halus, sekarang kita memakai jarum yang lebih besar agar bisa mendapatkan sampel jaringan yang lebih banyak. Dengan begitu, tingkat akurasi pemeriksaannya juga lebih tinggi,” katanya .
Namun, tidak semua tumor dapat diambil melalui prosedur core biopsy dari luar. Apabila letaknya berada di bagian tengah atau sentral paru, maka dokter akan menggunakan prosedur lain.
“Kalau tumornya berada di tengah, maka prosedurnya bukan core lagi, tapi bronkoskopi. CT Scan Guiding ini hanya untuk tumor-tumor yang letaknya di pinggir atau perifer paru,” tukasnya.
Sementara itu, Kepala Ruangan Radiologi RSUD dr. H Jusuf SK, Muhlis, menjelaskan
prosedur ini terdiri dari dua tahapan utama.
“Yang pertama itu sesi scan untuk menentukan kedalaman jarum yang akan dimasukkan. Jadi kita lakukan pemasangan marker terlebih dahulu, lalu dilakukan pemindaian atau scanning untuk mencari jaringan padat sebagai titik pengambilan sampel,” paparnya.
Proses tersebut juga memerlukan pengukuran yang sangat teliti dari permukaan kulit menuju titik jaringan sasaran di dalam paru. Menurut Muhlis, ketepatan perhitungan inilah yang menjadi kunci keberhasilan tindakan.
“Dari hasil scan itu, kita ukur kedalaman jarum dengan akurat, karena sedikit saja meleset bisa memengaruhi hasil biopsi,” ujarnya.
Ia juga menuturkan frekuensi pelaksanaan tindakan ini tergantung dari jumlah pasien dengan indikasi tumor. “Biasanya seminggu sekali itu ada tindakan biopsi yang kita lakukan. Kalau pasien dengan kasus tumor meningkat, otomatis frekuensinya juga lebih sering,” imbuhnya.
Dalam pelaksanaannya, keluarga pasien juga diperhatikan aspek keamanannya. Mereka diberikan perlengkapan khusus untuk mencegah paparan radiasi selama tindakan berlangsung.
“Biasanya ada keluarga yang mendampingi dan akan dipakaikan baju pelindung dari paparan radiasi, karena alat ini memang menggunakan sumber radiasi,” bebernya.
Adapun alat yang digunakan adalah MSCT Scan 128 Slice Philips Ingenuity, perangkat dengan kemampuan tinggi yang mampu memberikan hasil diagnostik lebih detail terutama untuk organ yang bergerak, seperti paru dan jantung.
“Alat ini mampu memberikan gambaran diagnostik yang lebih baik dengan kecepatan pemeriksaan yang singkat serta resolusi gambar yang tinggi,” tegasnya.
Ia juga menjelaskan prinsip kerja alat tersebut secara sederhana. Pasien diminta berbaring di rongga terowongan alat, kemudian tube dan detektor akan berputar bersamaan mengelilingi pasien sambil memancarkan sinar X sinar-X.
“Lalu sinar-x tersebut dikonversi menjadi sinyal-sinyal elektrik untuk diproses menjadi gambar di layar monitor,” ujarnya.
Dengan hadirnya layanan ini, RSUD dr. H Jusuf SK menjadi rumah sakit pertama di Kalimantan Utara yang mampu melakukan tindakan Core Biopsi Tumor berbantuan CT Scan secara mandiri. Inovasi ini menjadi langkah maju bagi peningkatan pelayanan diagnostik onkologi dan paru di wilayah perbatasan. (*)
Reporter: Eko Saputra
Editor: Endah Agustina







