benuanta.co.id, NUNUKAN – Masalah harga rumput laut rendah menjadi persoalan utama bagi petani atau pembudidaya di Nunukan. Persoalan lain yang harus dihadapi adalah pertumbuhan rumput laut yang tidak subur.
Kondisi ini disampaikan oleh Kamaruddin, salah satu petani rumput laut di Mamolo, Kecamatan Nunukan. Ia menyampaikan kondisi ini dikeluhkan para petani rumput laut.
Pasalnya, pertumbuhan rumput laut yang tidak subur berdampak pada hasil produksi pertanian rumput laut yang turun.
“Masalah kita sekarang ini, rumput laut tidak subur. Ini sudah terjadi beberapa bulan terakhir ini,” kata Kamaruddin.
Dikatakannya, persoalan tidak suburnya rumput laut ini diakuinya telah di sampaikan ke pemerintah daerah melalui OPD terkait. Namun, hingga saat ini belum ada tindak lanjut.
Padahal, menurutnya untuk mengetahui penyebab tidak suburnya rumput laut perlu dilakukan uji sampel, baik itu air maupun bibit rumput oleh tenaga ahli.
“Kita tidak bisa memastikan penyebabnya ini apa, apakah karena ada limbah yang merusak, atau ada faktor lain. Inilah yang kita harapkan dari OPD terkait untuk segera menindaklanjuti persoalan ini,” ungkapnya.
Kamaruddin menjelaskan kondisi ini sangat berdampak pada hasil produksi petani yang ikut menyusut. Belum lagi petani masih bergejolak di harga rumput laut masih jauh dari nilai yang diharapkan.
“Kalau untuk harga, saat ini Rp 14 hingga Rp 16 ribu per kilogram di tingkat petani tergantung kualitas. Untuk harga ini sudah lumayan meski masih jauh dari harga yang kita harapkan. Namun kalau pertumbuhannya tidak subur seperti ini kita juga akan merugi,” jelasnya.
Kondisi ini diharapkan menjadi perhatian pemerintah daerah dan anggota DPRD untuk dapat mencarikan solusi dan bantuan atas persoalan yang tengah dihadapi oleh petani rumput di Nunukan. (*)
Reporter: Soni Irnada
Editor: Ramli







