benuanta.co.id, TARAKAN – Masuknya investasi di Kalimantan Utara dianggap memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Keberhasilan investasi tidak cukup hanya dilihat dari sisi ekonomi, melainkan juga dari sejauh mana perusahaan dan pemerintah mampu menjaga keseimbangan sosial di tengah masyarakat.
Tanpa perhatian yang proporsional terhadap aspek sosial, investasi yang semestinya menjadi sumber kesejahteraan justru berpotensi memicu gejolak. Pengamat Ekonomi Kalimantan Utara, Dr. Syaiful Anwar, S.E., M.Si., menilai arah kebijakan pemerintah terkait investasi sudah melalui kajian yang matang dan layak mendapat dukungan dari seluruh pihak. Menurutnya, pemerintah tidak akan membuka peluang investasi tanpa mempertimbangkan potensi sumber daya daerah serta manfaat jangka panjangnya bagi masyarakat.
“Kita harus ikut mendukung program pemerintah, karena yang membuat kebijakan kan pemerintah tentang masuknya investasi,” jelasnya, Selasa (21/10/2025).
Ia juga mengingatkan keberadaan investasi harus disertai kepedulian sosial terhadap masyarakat sekitar. Perusahaan diharapkan tidak hanya fokus pada eksploitasi sumber daya, tetapi juga berkontribusi terhadap pembangunan fasilitas umum seperti jalan dan sarana publik lainnya. Dengan begitu, masyarakat sekitar dapat turut menikmati dampak positif keberadaan industri tersebut melalui tumbuhnya kegiatan ekonomi kecil dan menengah.
“Jangan diabaikan kebutuhan masyarakat, misalnya dengan memberikan fasilitas umum atau membangun infrastruktur jalan,” katanya.
Dalam pandangannya, munculnya konflik sosial di sekitar kawasan industri sering kali dipicu oleh ketimpangan kesempatan kerja antara tenaga kerja lokal dan pendatang. Adanya dominasi pekerja dari luar daerah yang menimbulkan kecemburuan sosial. Dr. Syaiful menilai kondisi ini disebabkan oleh masih rendahnya keahlian tenaga kerja lokal yang sesuai dengan kebutuhan industri. Oleh karena itu, pelatihan dan peningkatan kompetensi masyarakat lokal perlu digencarkan agar mereka dapat bersaing di sektor industri.
“Persoalan bakal muncul karena tenaga kerja di situ perlu skill. Nah, di kita ada tidak yang punya skill tadi?” lanjutnya.
Selain pemberdayaan tenaga kerja, ia menilai tanggung jawab sosial perusahaan juga menjadi hal yang penting. Perusahaan diharapkan ikut membangun fasilitas sosial dan ekonomi seperti balai pertemuan, kios UMKM, serta akses jalan yang memadai. Langkah tersebut akan memperkuat hubungan antara perusahaan dan masyarakat serta mendorong aktivitas ekonomi lokal di sekitar kawasan industri.
“Bangunkan juga tempat pertemuan, kios untuk UMKM, supaya masyarakat ikut merasakan manfaatnya,” tegasnya.
Terkait dengan isu pencemaran lingkungan pada suatu perusahaan industri, Dr. Syaiful menekankan pentingnya evaluasi dan perbaikan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) oleh perusahaan. Jika benar terjadi pencemaran di wilayah masyarakat, perusahaan harus segera mengambil langkah perbaikan agar tidak menimbulkan kerugian bagi penduduk sekitar. Ia menegaskan bahwa pengawasan harus dilakukan secara bersama oleh pemerintah daerah, perusahaan, dan masyarakat agar pengelolaan limbah dilakukan sesuai standar.
“Kalau memang limbah mencemari sungai yang jadi tempat cari nafkah masyarakat, ya aliran limbah itu harus diperbaiki,” imbuhnya.
Lebih lanjut, ia menyoroti peran pemerintah daerah yang dianggap perlu lebih aktif dalam memediasi persoalan antara masyarakat dan investor. Pemerintah, menurutnya, tidak boleh bersikap pasif karena keterlambatan dalam menangani masalah dapat menimbulkan kemarahan publik yang berujung pada tindakan anarkis.
Ia menilai, koordinasi antara pemerintah, investor, dan masyarakat harus dijaga agar potensi konflik dapat diminimalisasi. “Kalau dibiarkan, amarah masyarakat bisa menumpuk dan berujung pada tindakan anarkis,” tuturnya.
Sebagai penutup, Dr. Syaiful investasi yang masuk ke Kaltara seharusnya dipandang sebagai peluang untuk meningkatkan kesejahteraan bersama, bukan sebagai ancaman. Dengan sinergi yang baik antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat, investasi akan menjadi penggerak ekonomi yang berkelanjutan bagi daerah.
“Selagi hubungan antara investor, pemerintah, dan masyarakat harmonis, investasi pasti membawa dampak baik,” pungkasnya. (*)
Reporter: Eko Saputra
Editor: Ramli







