Kredit di Kaltara Tumbuh 55 Persen, Ini Sektor yang Mendominasi

benuanta.co.id, TARAKAN – Pertumbuhan intermediasi perbankan di Kalimantan Utara (Kaltara) pada September 2025 menunjukkan tren positif di tengah tekanan pada sisi dana pihak ketiga (DPK). Berdasarkan data Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kaltara, DPK mengalami kontraksi sebesar -4,49 persen (yoy), namun penyaluran kredit justru tumbuh signifikan hingga 55,67 persen (yoy).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltara, Hasiando Ginsar Manik menjelaskan bahwa komponen tabungan masih tumbuh positif sebesar 3,79 persen (yoy). Sementara itu, komponen giro dan deposito mengalami penurunan masing-masing sebesar -6,17 persen dan -22,49 persen.

Baca Juga :  NTP Kaltara Naik, Daya Beli Petani Menguat pada Oktober

Meski terjadi penurunan pada penghimpunan dana masyarakat, kinerja kredit tetap kuat dan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.

Berdasarkan jenis penggunaannya, seluruh kategori kredit mengalami pertumbuhan. Kredit modal kerja naik 32,81 persen (yoy), kredit investasi melonjak tajam 131,75 persen (yoy), dan kredit konsumsi meningkat 9,95 persen (yoy).

“Pertumbuhan kredit yang tinggi ini menjadi sinyal positif bagi aktivitas ekonomi daerah, terutama pada sektor produktif,” ujar Hasiando.

Baca Juga :  BPJS Ketenagakerjaan Tarakan Giat Sosialisasikan JMO dan MLT untuk Tingkatkan Pelayanan dan Kesejahteraan Pekerja

Berdasarkan sektor ekonomi, industri pengolahan tercatat sebagai penerima kredit terbesar dengan pangsa 26,89 persen dan pertumbuhan mencapai 153,85 persen. Diikuti oleh sektor rumah tangga dengan pangsa 23,76 persen dan pertumbuhan 9,95 persen (yoy).

Sementara itu, risiko kredit dinilai masih terkendali. Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) tercatat rendah, hanya 0,95 persen (gross), jauh di bawah ambang batas wajar sebesar 5 persen. Kondisi ini menunjukkan kualitas penyaluran kredit di Kaltara masih sehat.

Namun, penyaluran kredit untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) justru mengalami sedikit kontraksi sebesar -1,01 persen (yoy). Total kredit UMKM tercatat mencapai Rp5,58 triliun, dengan sektor perdagangan besar dan eceran menjadi penyaluran terbesar, yakni Rp2,44 triliun. Meskipun demikian, kualitas kredit UMKM masih terjaga dengan rasio NPL sebesar 3,56 persen.

Baca Juga :  NTP Kaltara Naik, Daya Beli Petani Menguat pada Oktober

“BI terus mendorong agar penyaluran kredit tetap inklusif dan memperkuat pembiayaan sektor UMKM sebagai penggerak utama ekonomi daerah,” tambahnya. (*)

Reporter: Sunny Celine

Editor: Yogi Wibawa

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *