benuanta.co.id, TARAKAN — Menjaga kebersihan mulut bukan hanya tentang memiliki napas segar atau gigi putih, tetapi juga tentang melindungi kesehatan gusi yang berperan penting dalam menyangga gigi.
Dokter Spesialis Periodonti RSUD dr. H. Jusuf SK Tarakan, drg. Hardianti Maulidita Haryo, Sp.Perio, menegaskan teknik menyikat gigi yang tepat sangat berpengaruh dalam mencegah peradangan dan kerusakan gusi.
“Menyikat gigi bukan sekadar rutinitas, tetapi harus dilakukan dengan teknik yang benar supaya seluruh area gigi, terutama garis gusi, dapat dibersihkan optimal,” jelasnya, Senin (13/10/2025).
Menurutnya, banyak orang menyikat gigi terlalu cepat dan hanya berfokus pada bagian depan, padahal bakteri justru banyak menumpuk di sela gigi, di tepi gusi, dan di permukaan belakang. Idealnya, waktu menyikat gigi dilakukan selama dua menit penuh agar setiap bagian mendapatkan perhatian yang seimbang.
“Jangan terburu-buru. Dua menit itu waktu minimal yang dibutuhkan untuk membersihkan seluruh permukaan gigi dengan baik,” katanya.
Sebelum mulai menyikat, ia menyarankan untuk mempersiapkan alat dengan benar. Gunakan sikat gigi berbulu halus (soft-bristled) dan pasta gigi berfluoride, lalu berdirilah di depan cermin agar setiap bagian mulut dapat terlihat dengan jelas. Dengan bantuan cermin, seseorang dapat memastikan tidak ada area yang terlewat, terutama di bagian dalam atau belakang gigi.
“Gunakan cermin saat menyikat. Banyak yang tidak sadar kalau sisi dalam gigi geraham atau garis gusi sering terlewat,” katanya.
Teknik yang benar dimulai dengan memposisikan kepala sikat pada sudut 45 derajat terhadap garis gusi. Posisi ini memungkinkan bulu sikat menjangkau area pertemuan antara gigi dan gusi tempat plak paling sering menumpuk. Setelah itu, lakukan gerakan pendek dan lembut ke arah depan dan belakang atau dengan gerakan melingkar kecil. Hindari menekan terlalu keras karena dapat melukai gusi dan merusak lapisan email gigi.
“Cukup tekanan ringan saja, jangan terlalu kuat. Kalau sikat cepat mengembang, berarti tekanannya berlebihan,” tuturnya.
Ia menjelaskan, penyikatan sebaiknya dimulai dari permukaan luar gigi, yakni sisi yang menghadap pipi dan bibir. Lanjutkan ke permukaan dalam atau bagian yang menghadap lidah, kemudian ke permukaan kunyah di bagian atas mahkota gigi. Untuk gigi depan bagian dalam, kepala sikat perlu dimiringkan secara vertikal agar bulu sikat bisa menjangkau bagian dasar gusi hingga ke ujung gigi.
“Sikatlah setiap bagian secara bergantian, kira-kira dua sampai tiga gigi setiap kali gerakan. Ini membantu memastikan semua permukaan terkena bulu sikat,” paparnya.
Setelah semua bagian selesai, fokuskan penyikatan pada garis gusi dengan gerakan lembut seperti memijat. Gerakan ini membantu mengangkat sisa plak di sepanjang tepi gusi dan menjaga sirkulasi darah di jaringan gusi agar tetap sehat.
“Menyikat garis gusi dengan lembut itu penting karena di situlah awal mula peradangan sering terjadi,” imbuhnya.
Tahap berikutnya adalah membersihkan lidah dari bakteri penyebab bau mulut. Gunakan bagian belakang sikat atau alat pembersih lidah khusus, tarik perlahan dari bagian belakang ke depan, lalu bilas mulut dengan air bersih. Jika ingin hasil lebih maksimal, penggunaan benang gigi atau dental floss sangat dianjurkan untuk membersihkan sela-sela gigi yang tidak terjangkau sikat.
“Sikat gigi tidak bisa menjangkau semua celah. Flossing sekali sehari sangat membantu mencegah plak menumpuk,” tambahnya.
Selain teknik menyikat, drg. Hardianti juga mengingatkan agar sikat gigi diganti setiap tiga bulan atau saat bulunya mulai melebar. Penyimpanan sikat pun perlu diperhatikan harus dalam posisi tegak dan dibiarkan kering agar tidak menjadi tempat berkembang biak bakteri. Ia juga menyarankan agar pemeriksaan gigi dilakukan setiap enam bulan sekali untuk memastikan tidak ada tanda-tanda peradangan.
“Lebih baik mencegah daripada mengobati. Dengan teknik menyikat yang benar dan perawatan rutin, gigi alami bisa bertahan sehat seumur hidup,” pungkasnya. (*)
Reporter: Eko Saputra
Editor: Endah Agustina







