benuanta.co.id, TARAKAN – Tidak banyak masyarakat yang mengetahui secara spesifik apa itu Bedah Toraks Kardiovaskular (BTKV). Padahal, disiplin ilmu kedokteran ini memiliki peran penting dalam penanganan berbagai penyakit berat yang melibatkan jantung, paru, hingga pembuluh darah di seluruh tubuh.
Dokter Spesialis Bedah Toraks dan Kardiovaskular RSUD dr. Jusuf SK Tarakan, dr. Ivan Joalsen, Sp.BTKV(K), subsp. VE.McPhleb, MARS, menjelaskan bahwa BTKV merupakan cabang ilmu bedah yang menangani kasus di area jantung, paru, rongga dada, serta pembuluh darah, kecuali otak.
Ia menerangkan, secara garis besar terdapat empat kelompok besar penyakit yang termasuk dalam penanganan BTKV. Pertama, bedah jantung didapat, seperti penyakit jantung koroner, gangguan katup jantung, hingga tumor jantung. Kedua, bedah jantung bawaan, misalnya defek septum atrium (ASD), defek septum ventrikel (VSD), patent ductus arteriosus (PDA), hingga kelainan jantung bawaan biru seperti Tetralogi of Fallot.
Selain itu, bedah dada juga termasuk dalam lingkup BTKV. Kasus yang ditangani meliputi tumor paru, tumor di rongga dada, hingga kelainan bawaan seperti dada cekung (pectus excavatum) dan dada burung (pectus carinatum). Penanganan terhadap kasus trauma dada pun menjadi bagian dari keahlian ini.
Tak kalah penting, bedah vaskular atau pembuluh darah menjadi bidang yang banyak ditangani. “Kasus yang sering kami temui di antaranya varises tungkai, penyakit pembuluh darah arteri, kelainan pembuluh darah besar seperti aorta, kaki diabetes, serta pemasangan akses untuk cuci darah,” jelasnya.
Ia menambahkan, dengan perkembangan teknologi medis, operasi dalam bidang BTKV kini semakin canggih. “Operasi bisa dilakukan dengan sayatan minimal, bahkan dengan bantuan robot, sehingga risiko dan waktu pemulihan pasien lebih ringan,” ungkapnya.
Menurutnya, tindakan yang paling sering dilakukan oleh ahli BTKV meliputi operasi bypass koroner, perbaikan atau penggantian katup jantung, serta operasi penutupan jantung bocor dan koreksi kelainan bawaan seperti Tetralogi of Fallot.
Seiring meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan jantung dan paru, ia menyebut jumlah kasus BTKV di Indonesia cenderung mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. (adv)
Reporter: Sunny Celine
Editor: Yogi Wibawa







