Angin Capai 60 Km per Jam, BMKG Tarakan: Tercatat di Atas Batas Normal

benuanta.co.id, TARAKAN – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tarakan mencatat kecepatan angin mencapai hampir 60 kilometer per jam saat cuaca ekstrem melanda Kota Tarakan, Rabu (8/10/2025) malam.

Fenomena tersebut disertai hujan lebat yang mengguyur selama tiga jam berturut-turut, memicu genangan air dan pohon tumbang di sejumlah titik.

Kepala BMKG Tarakan, M. Sulam Khilmi, menjelaskan bahwa sejak sore hari, aktivitas pertumbuhan awan sudah meningkat signifikan. Pukul 19.20 WITA, pihaknya telah merilis peringatan dini cuaca ekstrem untuk wilayah Tarakan dan sekitarnya.

“Mulai sore, pertumbuhan awan sudah signifikan. Sekitar pukul 19.20 kami keluarkan peringatan dini, karena diprediksi akan terjadi cuaca ekstrem hingga sekitar pukul 22.00,” ujarnya, Kamis (9/10/2025).

Berdasarkan pantauan Stasiun Meteorologi Juwata Tarakan, kecepatan angin tercatat antara 5 hingga 30 knot pada pukul 20.00–21.30 WITA, sedangkan curah hujan mencapai 71,6 milimeter dalam tiga jam, tergolong kategori hujan sangat lebat.

Baca Juga :  Industri Tarakan Tumbuh Pesat, 1.400 Usaha Baru Terdata Sejak 2020

Analisis meteorologi BMKG menunjukkan bahwa fenomena tersebut disebabkan oleh Madden-Julian Oscillation (MJO) yang aktif di fase 2 (Indian Ocean bagian barat), serta adanya gelombang Rossby Ekuator yang berpropagasi dari barat dan memicu peningkatan pembentukan awan hujan di wilayah Kalimantan bagian utara.

Selain itu, pola angin lapisan 3.000 kaki menunjukkan adanya belokan angin (konvergensi) di wilayah Kalimantan Utara yang memperkuat pembentukan awan konvektif. “Analisis ini memperlihatkan adanya pertemuan massa udara di lapisan menengah yang memperkuat awan hujan di atas Tarakan,” jelas Khilmi.

Dari sisi kelembapan udara, data BMKG menunjukkan nilai antara 70 hingga 100 persen pada lapisan 850–500 mb, menandakan massa udara di atmosfer wilayah Kalimantan Utara dalam kondisi basah dan sangat mendukung pertumbuhan awan hujan.

Kondisi atmosfer juga terpantau sangat labil, dengan nilai indeks K sebesar 41,2 dan indeks LI sebesar –5,9, yang menandakan adanya energi potensial konvektif kuat dan peluang besar terjadinya thunderstorm (awan Cumulonimbus). Nilai SI sebesar –3,1 turut menunjukkan potensi petir dan guntur yang kuat.

Baca Juga :  Operasi Zebra 17–30 November, Polres Tarakan Prioritaskan Edukasi dan Ketertiban

“Jadi bukan hanya angin, tapi seluruh unsur atmosfer sedang aktif. MJO, Rossby, kelembapan tinggi, dan labilitas atmosfer semua mendukung terbentuknya hujan lebat disertai angin kencang,” ujarnya.

Citra radar pada malam kejadian menunjukkan adanya pergerakan awan Cumulonimbus dari barat menuju Tarakan Barat, Tarakan Tengah, dan Tarakan Timur, dengan reflektivitas radar antara 35–50 dBZ, yang menandakan aktivitas konvektif intens. Puncak hujan terjadi sekitar pukul 13.29 UTC atau 21.29 WITA.

BMKG menegaskan bahwa fenomena hujan lebat dan angin kencang tersebut merupakan kejadian cuaca ekstrem lokal yang dipicu interaksi berbagai dinamika atmosfer di atas wilayah Kalimantan Utara.

Khilmi mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem serupa dalam beberapa hari mendatang. .

Selain itu, dampak cuaca ekstrem juga terasa di perairan sekitar Tarakan. Berdasarkan pantauan alat di Pelabuhan Malundung, kecepatan angin di laut mencapai hampir 40 knot atau sekitar 80 kilometer per jam.

Baca Juga :  Ops Zebra Kayan Dimulai, Ini 8 Prioritas Pelanggaran Lalu Lintas yang Jadi Sasaran

“Gelombang laut berbanding lurus dengan kecepatan angin. Jadi bisa dibayangkan, kalau di laut sampai 40 knot, pasti gelombangnya juga signifikan,” jelasnya.

Kendati demikian, pihaknya masih melakukan analisis detail untuk menentukan ketinggian gelombang laut yang terjadi malam itu. Analisis maritim berbeda dari analisis daratan dan memerlukan pendalaman data lebih lanjut.

Khilmi menambahkan, masyarakat pesisir perlu mewaspadai kondisi serupa di waktu mendatang. Ia mengingatkan agar setiap aktivitas di laut dilakukan dengan memperhatikan peringatan dini dari BMKG.

“Kalau terlihat awan mulai tumbuh cepat dan langit mendadak gelap, itu tanda-tanda hujan ekstrem bisa terjadi. Sebaiknya segera mencari tempat aman,” pungkasnya. (*)

Reporter: Sunny Celine

Editor: Yogi Wibawa

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *