benuanta.co.id, TARAKAN — Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Tarakan mengimbau masyarakat agar waspada terhadap maraknya modus penipuan yang mengatasnamakan petugas Dukcapil, dengan dalih pembaruan atau aktivasi KTP digital melalui telepon.
Kepala Disdukcapil Kota Tarakan, Hery Purwono, S.STP., menjelaskan belakangan ini marak modus penipuan yang mengatasnamakan petugas Disdukcapil. “Korban diminta mengirim data pribadi, barcode hingga OTP lewat telepon atau WhatsApp,” jelasnya, Senin (6/10/2025).
Ia menegaskan Disdukcapil tidak pernah melakukan pembaruan KTP digital melalui telepon, pesan pribadi, atau WhatsApp. “Semua layanan resmi kami hanya dilakukan di kantor Disdukcapil atau melalui portal resmi pemerintah, bukan lewat komunikasi pribadi,” tegasnya.
Menurut penjelasan Hery, modus penipuan ini dilakukan dengan cara pelaku mengaku sebagai petugas resmi, lalu mengirimkan barcode palsu melalui WhatsApp.
“Pelaku kemudian meminta korban melakukan aktivasi KTP digital menggunakan barcode tersebut dan menyuruh korban melakukan share screen agar bisa melihat data di ponsel korban,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia mengingatkan tindakan tersebut sangat berbahaya karena pelaku bisa mengakses data pribadi korban.
“Begitu korban share screen, pelaku bisa melihat dan mengambil seluruh data pribadi, mulai dari NIK, foto KTP, hingga kode OTP yang bisa digunakan untuk pencurian identitas, pembobolan rekening, atau pinjaman online ilegal,” tuturnya.
Hery juga menekankan semua proses administrasi kependudukan harus melalui prosedur resmi. “Kalau ada yang menghubungi dan mengaku dari Dukcapil, segera putuskan sambungan telepon dan jangan ikuti instruksi apapun,” katanya.
Disdukcapil Tarakan turut membagikan beberapa langkah pencegahan agar masyarakat tidak menjadi korban penipuan serupa. Dalam unggahan resminya di media sosial, Disdukcapil mengingatkan agar masyarakat tidak panik, tidak mengikuti instruksi penelpon, tidak membagikan data pribadi, serta tidak pernah melakukan share screen lewat handphone.
“Jika sudah terlanjur ditelepon, segera laporkan ke pihak kepolisian atau datang langsung ke kantor Disdukcapil untuk klarifikasi. Kami siap membantu memastikan keamanan data kependudukan masyarakat,” terangnya.
Hery mengimbau agar masyarakat semakin cerdas dalam menjaga keamanan digital. “Jangan pernah berikan NIK, foto KTP, atau kode OTP kepada siapapun. Mari bersama-sama melindungi diri dan orang terdekat dari kejahatan digital,” tukasnya.
Di sisin lain, Salah satu warga, Arlina, mengaku pernah hampir tertipu oleh modus serupa. Ia menceritakan seseorang menghubunginya melalui WhatsApp dan meminta kode OTP dengan alasan pembaruan KTP digital.
“Untung saya curiga, karena biasanya urusan KTP itu harus ke kantor. Kalau saya turuti mungkin data saya sudah diambil,” katanya.
Warga lainnya, Abdul Ghani, juga mengaku sempat mendapat panggilan yang mencurigakan terkait KTP digital. Ia mengatakan dirinya memilih untuk tidak menanggapi pesan tersebut.
“Pernah sih saya mendapatkan pemberitahuan dan telepon seperti itu, tapi saya coba abaikan sebisa mungkin,” tandasnya. (*)
Reporter: Eko Saputra
Editor: Endah Agustina







