benuanta.co.id, TARAKAN – Menyikapi pengumuman hasil akhir seleksi terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi Madya Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) tahun 2025, Aliansi Masyarakat Adat Asli Kaltara (AMAKU) menyampaikan harapan besar terhadap sosok yang nantinya akan menjabat posisi strategis tersebut.
Ketua AMAKU, Agustinus Amos, S.Hut, menilai posisi Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi memiliki peran penting dalam menentukan arah kebijakan dan kualitas birokrasi di Kaltara. Ia mengatakan, pihaknya menaruh harapan agar Sekprov yang terpilih merupakan sosok berintegritas tinggi dan bermoral baik.
“Kami ingin figur yang jujur, amanah, dan beretika untuk memimpin birokrasi Kaltara. Jabatan Sekprov bukan sekadar jabatan administratif, tapi juga amanah moral,” jelasnya, Senin (6/10/2025).
Menurutnya, integritas dan moralitas menjadi pondasi utama bagi seorang pemimpin birokrasi agar dapat menjalankan tugas dengan tanggung jawab dan keadilan. Ia menilai, dengan integritas yang kuat, Sekda mampu menjadi penyeimbang antara kepentingan politik dan kepentingan publik.
“Seorang Sekda harus bisa menjaga kepercayaan publik dan memastikan kebijakan yang diambil berpihak pada masyarakat,” lanjutnya.
Selain integritas, AMAKU juga menyoroti pentingnya pengalaman kerja yang relevan. Agustinus menegaskan calon Sekda ideal adalah mereka yang telah memiliki rekam jejak panjang di bidang pemerintahan dan memahami seluk-beluk birokrasi daerah.
“Kami tidak ingin jabatan ini diisi oleh orang yang hanya populer, tapi tidak memahami manajemen pemerintahan. Pengalaman itu penting agar kebijakan yang diambil tepat sasaran,” ucapnya.
Lebih lanjut, AMAKU berharap Sekda yang terpilih nantinya memiliki kemampuan manajerial dan teknis yang mumpuni. Dalam pandangan mereka, seorang Sekprov harus mampu mengelola tim besar, mengambil keputusan strategis, dan memastikan roda pemerintahan berjalan efektif.
“Sekda itu motor penggerak birokrasi. Kalau manajerialnya lemah, pelayanan publik juga akan terganggu,” katanya.
Agustinus juga menekankan pentingnya pemahaman terhadap karakteristik masyarakat Kaltara yang majemuk. Ia menilai kondisi sosial budaya Kaltara yang beragam menuntut pemimpin yang mampu menghargai perbedaan.
“Kaltara terdiri dari berbagai suku, agama, dan budaya. Jadi Sekda harus bisa menjadi jembatan yang menghubungkan semua lapisan masyarakat tanpa diskriminasi,” ujarnya.
Selain itu, kerja sama yang harmonis dengan kepala daerah juga dianggap penting oleh AMAKU. Agustinus menyebut sinergi antara Sekda dan gubernur adalah kunci untuk menjabarkan visi-misi pemerintah provinsi secara konsisten.
“Kami berharap Sekda nantinya mampu bekerja searah dengan kepala daerah, tanpa mengabaikan aspirasi masyarakat di bawah,” tegasnya.
AMAKU juga menilai jabatan Sekda bukan hanya soal kemampuan teknis dan manajerial, tetapi juga tentang tanggung jawab moral terhadap masyarakat adat dan seluruh warga Kaltara.
“Kami ingin pemimpin birokrasi yang peka terhadap keadilan sosial dan menghargai nilai-nilai kearifan lokal,” harapnya.
Agustinus menekankan pihaknya mendukung penuh proses seleksi yang transparan dan profesional sebagaimana diumumkan oleh Panitia Seleksi. “Kami percaya Gubernur akan memilih sosok terbaik dari tiga nama yang direkomendasikan. Tapi kami juga akan terus mengawal agar yang terpilih benar-benar memenuhi kriteria integritas, pengalaman, dan keberpihakan pada masyarakat,” pungkasnya. (*)
Reporter: Eko Saputra
Editor: Endah Agustina







