‎Klaim Peredaran Narkotika di Selumit Pantai Turun 90 Persen

benuanta.co.id, TARAKAN – Upaya pemberantasan narkotika di Kalimantan Utara (Kaltara) mulai menampakkan hasil konkret. Salah satu contoh nyata adalah Kelurahan Selumit Pantai di Kota Tarakan, yang dulunya dikenal sebagai salah satu pusat peredaran narkoba.

‎Kini, wilayah tersebut diklaim mengalami penurunan peredaran narkoba hingga 90 persen dalam waktu kurang dari tujuh bulan.

‎Kepala BNNP Kaltara, Brigjen Pol Tatar Nugroho, menyebut capaian ini merupakan buah dari kerja sama lintas sektor yang menggabungkan pendekatan penindakan dengan pembinaan sosial, ekonomi, dan moral.

‎“Sekarang menurut hasil penelitian, peredaran narkoba di Selumit Pantai tinggal 10 persen,” ujarnya, Ahad (10/8/2025) lalu.

‎Pendekatan yang diterapkan tidak semata fokus pada penegakan hukum. BNNP Kaltara juga merangkul tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk menggelar kegiatan edukasi keagamaan dan pembinaan karakter bagi anak-anak.

Baca Juga :  Cegah Bullying, Disdikbud Kaltara Bentuk TPPK di Setiap SMA

‎“Ada program belajar mengaji, belajar Al-Qur’an, dan pelatihan beladiri karate yang kami siapkan,” jelasnya.

‎Dalam aspek pemberdayaan ekonomi, warga setempat didorong mengembangkan usaha mandiri. BNNP mengadakan pelatihan UMKM serta mengenalkan budidaya aquaponik dan hidroponik sebagai sumber penghasilan alternatif.

‎“Kami ingin masyarakat punya pilihan mata pencaharian yang sehat dan mandiri,” tegasnya.

‎Tak hanya itu, di Selumit Pantai juga dibangun Warung Kamtibmas, pondok belajar, dan ruang problem solving yang dikelola Bhabinkamtibmas. Fasilitas ini menjadi tempat warga menyampaikan aspirasi dan mencari solusi tanpa harus langsung melibatkan proses hukum.

‎“Tempat ini kami buat agar masalah bisa diselesaikan secara kekeluargaan terlebih dahulu,” terangnya.

Baca Juga :  Cegah Kebencanaan di Rumah Sakit, BPBD Kaltara Gelar simulasi Vertical Rescue

‎Meski keberhasilan di Selumit Pantai patut diapresiasi, tantangan besar masih menghadang. Letak strategis Kaltara yang berbatasan dengan Malaysia membuat provinsi ini menjadi jalur utama masuknya narkoba dari luar negeri.

‎“Barang datang dari Tawau, masuk lewat Sebatik atau Bunyu, lalu ke Tarakan sebelum menyebar ke Sulawesi dan Kalimantan,” ungkapnya.

‎Dengan panjang garis pantai mencapai 3.594 kilometer dan perbatasan darat sejauh 1.038 kilometer, pengawasan di Kaltara membutuhkan sumber daya besar.

‎Hingga pertengahan tahun ini, BNNP Kaltara bersama aparat penegak hukum telah menangani sekitar 300 kasus dengan total barang bukti 350 kilogram narkotika.

‎“Angka ini menunjukkan masih besarnya arus masuk barang haram,” katanya.

Baca Juga :  Perkuat Kolaborasi Kepramukaan, Kwarda Kaltara Kunjungan Kerja ke Kwarda DIY

‎Sebagai langkah pencegahan, program Desa Bersinar (Bersih Narkoba) terus digulirkan ke daerah-daerah rawan. Wilayah seperti Karang Rejo, Juwata Permai di Tarakan, dan Desa Pebakung di Kabupaten Tana Tidung menjadi sasaran intervensi lanjutan.

‎“Program ini tidak akan berhenti, kami akan terus bergerak,” sebutnya.

‎Brigjen Tatar menegaskan perang melawan narkoba bukan sekadar urusan aparat, melainkan tanggung jawab semua lapisan masyarakat. Ia memperingatkan, narkoba bukan hanya merusak fisik, tetapi menghancurkan masa depan sebuah generasi jika dibiarkan.

‎“Kalau kita lengah, narkoba akan masuk dan meracuni anak-anak kita. Tidak ada pilihan lain selain melawan bersama-sama,” pungkasnya. (*)

‎Reporter: Eko Saputra

‎Editor: Endah Agustina 

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *