Belum Ditemukan di Tarakan, Satreskrim dan DKPP Masih Dalami Dugaan Beras Oplosan

benuanta.co.id, TARAKAN – Dugaan peredaran beras oplosan di Tarakan masih menjadi perhatian aparat penegak hukum dan instansi teknis. Sejumlah merek dari Wilmar Group, seperti Sania, Fortuna, dan Sofia, menjadi sorotan karena diduga mengalami pemalsuan mutu.

Hasil pengecekan lapangan yang dilakukan Polres Tarakan, ketiga merek tersebut belum ditemukan beredar di wilayah Tarakan.

Kasatreskrim Polres Tarakan, AKP Ridho Pandu Abdilla menjelaskan pihaknya telah menurunkan tim ke empat distributor besar di Tarakan, yakni CV Lautan Mas Jaya, CV Cahaya Terang Tarakan, CV Pilar Pusaka Permai, dan CV Wisnu Kencana Mandiri. Dari hasil pemeriksaan, tidak ditemukan produk beras dari Wilmar Group yang dijual oleh keempat distributor tersebut.

“Kami sudah lakukan operasi bersama pemerintah kota, dan hasilnya sejauh ini tidak ditemukan merek Sania, Fortuna, dan Sofia di distributor-distributor yang kami periksa,” ujarnya, Kamis (17/7/2025).

Baca Juga :  Polres Tarakan Musnahkan 3 Kg Lebih Narkotika, Pengembangan Mengarah ke Jaringan Lintas Daerah

Kendati demikian, pihaknya masih akan melanjutkan pengawasan dengan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke tingkat pengecer, khususnya di pasar-pasar tradisional bersama Satgas Pangan.

“Nanti kami cek juga di pengecer. Kalau ditemukan, tentu akan kita amankan dulu produknya dan lakukan pemeriksaan lebih lanjut terkait mutu dan keaslian labelnya,” tambahnya.

Ia menegaskan langkah tersebut penting untuk mencegah beredarnya beras oplosan yang bisa merugikan masyarakat. Jika terbukti ada pelanggaran, maka tindakan hukum akan ditempuh sesuai ketentuan yang berlaku.

Sementara itu, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Tarakan belum melakukan pemeriksaan langsung di lapangan. Kepala Bidang Ketahanan Pangan DKPP, Wiwiek Aisyiyah, mengatakan, pihaknya masih berkoordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Utara untuk melakukan pengecekan bersama.

Baca Juga :  Satlantas Tarakan Siapkan Edukasi RHK, Fokus Bangun Budaya Tertib di Lampu Merah

“Kami belum turun karena masih menunggu koordinasi dengan provinsi. Rencananya akan dilakukan bersama tim lintas instansi,” jelasnya.

Ia mengungkapkan, DKPP Tarakan tidak memiliki alat uji mutu beras, seperti mesin separator yang dapat mengidentifikasi jenis dan kualitas beras, termasuk kadar air dan bulir patah.

“Alat itu belum kami miliki. Bahkan di Bulog pun tidak ada. Yang punya baru Kabupaten Bulungan karena mereka produsen beras,” ungkapnya.

Keterbatasan alat membuat pihak DKPP belum bisa memastikan apakah beras yang beredar mengalami pengoplosan dari kualitas medium ke premium. Meski begitu, pendataan terhadap merek dan distributor terus dilakukan. Dari total 100-an distributor beras di Tarakan, hanya sekitar 10 yang menjadi mitra pelaporan harga DKPP.

Baca Juga :  PT PRI Mengucapkan Selamat Hari Jadi Kota Tarakan Ke-28 Tahun

“Kami baru mendata sekitar 45 merek beras yang masuk ke Tarakan. Tapi itu pun data tahun lalu dan sangat dinamis karena setiap bulan bisa berubah,” terangnya.

Pihaknya juga mendapati bahwa beberapa merek seperti Sania kemungkinan besar tidak masuk melalui distributor resmi, melainkan didatangkan langsung oleh pengecer besar seperti toko rental.

“Toko-toko besar kadang langsung datangkan sendiri dari luar, jadi tidak tercatat di kami sebagai distributor resmi,” ucapnya.

DKPP berencana akan ikut dalam sidak lintas instansi dalam waktu dekat setelah mendapat lampu hijau dari provinsi. (*)

Reporter: Sunny Celine

Editor: Ramli

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *