benuanta.co.id, TARAKAN – Program cetak sawah di Kota Tarakan yang menjadi bagian dari kebijakan Kementerian Pertanian RI tengah memasuki fase krusial. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Tarakan menargetkan alokasi 250 hektare sawah baru di Tarakan, namun hingga awal Juli 2025 masih dalam proses penapisan lahan.
Kepala DKPP Kota Tarakan, Edy Suriansyah menuturkan lahan yang diusulkan seluas 340,47 hektare, tersebar di wilayah Tarakan Utara dan sebagian Tarakan Tengah.
“Saat ini proses penapisan teknis sedang berjalan. Kami berharap akhir Juli sudah ada keputusan final berapa hektare yang memenuhi syarat untuk dicetak sawah,” ujarnya, Rabu (2/7/2025).
Penapisan dilakukan oleh Universitas Mulawarman dan mencakup delapan aspek, termasuk geomatika, sosial ekonomi, tata kelola air, dan status legal lahan.
Dari lima kelompok tani awal yang diajukan, hanya tiga yang masih bertahan karena sebagian gugur dalam tahap verifikasi teknis. Sebagian gugur karena tidak dapat menunjukkan kepemilikan dan ternyata terdeteksi dari ATR BPN laham tersebut merupakan HGU.
“Kemudian ternyata lahannya itu, misalnya sumber bakunya, dia berkaitan dengan Indulung. Atau memang ketersediaan air bakunya kurang. Jadi harus memenuhi syarat. Karena banyak syaratnya,” ungkapnya.
“Jika penapisan rampung, proses pembangunan jaringan sawah akan dimulai Agustus dan ditargetkan selesai September 2025. Penanaman perdana ditargetkan pada bulan Oktober,” pungkasnya. (*)
Reporter: Sunny Celine
Editor: Ramli