benuanta.co.id, TARAKAN — Kemunculan bocah asal RT 24 Kelurahan Pamusian, Kota Tarakan, bernama Arjuna Sakti Latanro (9) yang memiliki mata berwarna biru terang sontak menarik perhatian warga. Fenomena mata seperti milik orang Eropa itu disebut langka dan memunculkan berbagai spekulasi, mulai dari keturunan bule hingga dugaan kelainan mata.
Dokter spesialis mata dari RSUD Hasanuddin Damrah Manna, dr. Elvita Marer, Sp.M, menegaskan kondisi seperti yang dimiliki Arjuna bukanlah kelainan, melainkan variasi genetik alami. “Mata biru sebenarnya tidak memiliki pigmen biru. Warna tersebut muncul karena kekurangan pigmen melanin pada lapisan depan iris,” jelasnya kepada benuanta.co.id melalui laman halodoc, Selasa (1/7/2025).
Ia menjelaskan mata biru terbentuk akibat hamburan cahaya atau Rayleigh scattering, yakni proses optik yang sama dengan yang menyebabkan langit tampak biru. “Ketika melanin sedikit, cahaya yang masuk ke iris akan tersebar dan menciptakan kesan biru. Ini bukan warna asli, melainkan efek visual,” katanya.
Menurut dr. Elvita, kondisi mata biru seperti pada Arjuna bukanlah hal yang mengkhawatirkan secara medis. “Selama tidak ada gangguan penglihatan atau kelainan struktur mata, maka tidak perlu dikhawatirkan. Ini bukan penyakit, hanya ekspresi genetik yang jarang terjadi di Asia Tenggara,” tegasnya.
Ia juga menambahkan mata biru cenderung lebih sensitif terhadap cahaya terang karena minimnya pigmen yang berfungsi menyerap cahaya. Oleh karena itu, anak seperti Arjuna disarankan menggunakan pelindung mata seperti topi atau kacamata hitam saat berada di bawah sinar matahari yang terik. Fenomena ini sebenarnya bisa muncul secara alami akibat mutasi genetik yang diwariskan secara resesif.
“Mutasi ini diperkirakan muncul pertama kali sekitar 6.000–10.000 tahun lalu di Eropa dan bisa muncul di mana saja jika gen tersebut terbawa secara turun-temurun,” ujarnya.
Meski langka di Indonesia, kasus mata biru memang pernah ditemukan terutama di wilayah tertentu seperti Sulawesi. “Jadi bukan hal mustahil jika anak seperti Arjuna memilikinya meski tidak ada riwayat keturunan bule secara langsung,” jelas dr. Elvita.
BACA JUGA:
Mata Biru Bawaan Lahir, Arjuna Dipanggil Si Belanda
Fenomena seperti ini, menurutnya, justru bisa menjadi kekayaan keberagaman genetik bangsa. “Selama tidak ada gangguan medis, maka sebaiknya diapresiasi, bukan dicemaskan atau distigmatisasi,” tutupnya. (*)
Reporter: Eko Saputra
Editor: Endah Agustina