Siapkan 100 Peserta Didik untuk Sekolah Rakyat di Tarakan 

benuanta.co.id, TARAKAN – Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan melalui Dinas Pendidikan memastikan pembukaan Sekolah Rakyat pada tahun 2025 untuk jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sekolah ini dirancang khusus untuk menjangkau anak-anak dari keluarga miskin ekstrem yang selama ini mengalami hambatan dalam mengakses pendidikan formal.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Tarakan, Tamrin Toha, S.T., M.Sc., menyampaikan masing-masing jenjang akan membuka dua kelas dengan kapasitas maksimal 25 siswa per kelas. “Insya Allah, tahun ini kita sudah bisa memulai penerimaan siswa baru di Sekolah Rakyat,” ujarnya, Senin (30/6/2025).

Karena pembangunan gedung permanen Sekolah Rakyat masih dalam tahap pengerjaan, seluruh kegiatan belajar mengajar akan dilaksanakan sementara di Balai Latihan Kerja (BLK) yang terletak di Kelurahan Kampung Enam.

Baca Juga :  Kemenag: Nikah Siri Meningkat di Tarakan, Imbau Masyarakat Menikah Secara Resmi

“Untuk awalnya, proses pembelajaran akan dipusatkan di BLK, termasuk aktivitas pembinaan dan kegiatan sehari-hari siswa,” jelasnya.

Saat ini, Dinas Pendidikan juga sedang menyiapkan proses perekrutan kepala sekolah dan guru-guru yang akan ditugaskan di sekolah tersebut. Penekanan utama dalam seleksi adalah pada integritas dan karakter para tenaga pendidik.

“Kami harus selektif karena sekolah ini tidak bisa dikelola seperti sekolah biasa. Harus ada dedikasi dan tanggung jawab lebih,” tegasnya.

Untuk memastikan siswa yang diterima benar-benar berasal dari keluarga miskin ekstrem, Dinas Pendidikan akan bekerja sama dengan Dinas Sosial menggunakan basis Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Dari sekitar 2.000 anak dalam kategori tersebut, hanya 100 orang yang akan diterima pada tahap awal.

Baca Juga :  Larangan Distribusi Solar Subsidi via Pelabuhan Tengkayu I Dikeluhkan, UPTD: Izin Harus dari Dishub

“Semua data akan diverifikasi secara ketat, tidak bisa hanya berdasarkan pengakuan,” katanya.

Sekolah Rakyat akan menerapkan sistem asrama penuh. Artinya, siswa akan tinggal di sekolah selama masa pendidikan berlangsung. Karena itu, komitmen dari pihak orang tua juga menjadi syarat penting.

“Sekolah ini berasrama, jadi perlu kesiapan dari orang tua untuk melepas anaknya, apalagi semua fasilitas dan kebutuhan siswa akan ditanggung pemerintah,” terangnya.

Pemilihan jenjang SD dan SMP dilakukan langsung oleh Wali Kota Tarakan setelah mempertimbangkan berbagai opsi dan masukan. Ia juga membuka peluang bahwa jenjang SMA bisa ditambahkan di tahun-tahun mendatang.

“Awalnya ada dua pilihan, apakah mulai dari SD-SMP atau SMP-SMA. Wali Kota memilih fokus dulu pada jenjang dasar dan menengah pertama,” tuturnya.

Baca Juga :  Mangrove Tarakan Terus Tergerus Alih Fungsi, 30 Persen Lahan Milik Warga

Dalam hal tenaga pengajar, pemerintah akan membuka kesempatan bagi guru-guru berstatus PNS maupun P3K yang bersedia mengabdi dan tinggal di lingkungan sekolah. Tamrin menyebut pihaknya telah menjalin koordinasi dengan Direktorat Kepala Sekolah dan Tenaga Kependidikan terkait proses rekrutmen.

“Kita butuh pendidik yang tidak hanya kompeten, tetapi juga siap hidup berdampingan dengan siswa dan membentuk karakter mereka secara langsung,” sebutnya.

Selain guru dan kepala sekolah, Sekolah Rakyat juga akan didukung oleh tim tenaga non-pendidik seperti kepala asrama, juru masak, petugas kebersihan, hingga petugas laundry.

“Karena ini sekolah berasrama, dukungan dari tenaga teknis lainnya juga sangat penting untuk menunjang kenyamanan dan keseharian anak-anak di lingkungan sekolah,” pungkasnya. (*)

Reporter: Eko Saputra

Editor: Endah Agustina

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *