Anggota DPRD Kaltara Tampung Keluhan Sampah hingga Pencurian Rumput Laut di Sebatik Barat

benuanta.co.id, NUNUKAN– Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Utara, Muhammad Nasir melaksanakan kunjungan daerah pemilihan (Kundapil) ke Desa Liang Bunyu, Kecamatan Sebatik Barat, Kabupaten Nunukan, pada Sabtu (28/6/2025).

Nasir mengatakan, kunjungan ini adalah bentuk komunikasi dan mendengar langsung keluhan serta aspirasi dari masyarakat, di luar agenda resmi seperti reses yang hanya dilakukan sekali dalam empat bulan.

“Kundapil ini penting bagi kami agar kehadiran sebagai wakil rakyat tidak sebatas formalitas, tapi benar-benar dirasakan langsung oleh masyarakat. Banyak hal yang hanya bisa kita dengar jika kita datang langsung ke lapangan,” kata Nasir.

Dalam Kundapil yang di hadiri oleh warga RT 4, 5, 6, dan 7 Desa Liang Bunyu, berbagai persoalan di keluhkan oleh masyarakat. Salah satunya, keluhan mendesaknya kebutuhan akan armada pengangkut sampah, terutama untuk mengatasi tumpukan sampah plastik sisa budidaya rumput laut.

Baca Juga :  Pentingnya Pemetaan SDM untuk Kemajuan Kaltara ke Depan

“Dari keterangan Kepala Desa Liang Bunyu, bapak Mansur mengungkapkan bahwa dari lima kecamatan di Pulau Sebatik, hanya Kecamatan Sebatik Barat yang tidak memiliki dump truck untuk operasional sampah,” ungkapnya.

Masyarakat juga mengeluhkan akses air bersih, mereka berharap ada sambungan PDAM ke rumah-rumah di Liang Bunyu. Saat ini, meskipun ada penampungan air di desa, justru distribusinya dialihkan ke dua desa tetangga, sementara warga Liang Bunyu tidak mendapatkan akses yang layak.

Selain itu, persoalan keterbatasan kapasitas listrik. Di RT 8 dan 9, kapasitas listrik yang tersedia tidak memadai untuk menunjang penggunaan alat elektronik. Warga mengusulkan penambahan jaringan listrik (penambahan kilometer) agar bisa mencakup seluruh kawasan secara merata.

Baca Juga :  Komisi I DPRD Dukung Polda Tingkatkan Kesadaran dan Kepatuhan Berlalu Lintas

“Warga juga mengusulkan pembangunan pos polisi kehutanan (Polhut) di sekitar kawasan hutan lindung yang berada di wilayah mereka. Ini untuk mengantisipasi aksi perambahan liar oleh oknum tertentu yang mengancam keberadaan hutan dan sumber mata air,” jelas Nasir.

Sementara itu, para pembudidaya mengeluhkan kualitas bibit rumput laut yang sudah menurun. Mereka berharap adanya pengadaan bibit unggul untuk meningkatkan hasil panen dan ketahanan terhadap hama.

“Masyarakat juga menyinggung perlunya perhatian khusus terhadap tokoh agama dan para imam, terutama terkait insentif sebagai bentuk penghargaan atas peran mereka di tengah masyarakat,” ucapnya.

Baca Juga :  Pentingnya Pemetaan SDM untuk Kemajuan Kaltara ke Depan

Tak hanya itu, permasalahan pencurian rumput laut di laut menjadi isu klasik yang belum terselesaikan hingga saat ini. Sehingga, warga meminta adanya pengawasan aparat agar aksi kriminal ini bisa ditindak tegas dan tidak merugikan para petani rumput laut.

Menanggapi berbagi keluhan masyarakat, Nasir berkomitmen untuk menyampaikan seluruh aspirasi ini ke tingkat pemerintah provinsi dan dinas terkait. “Semua ini tidak bisa kita biarkan berlarut. Kami akan perjuangkan dalam rapat-rapat bersama OPD, agar solusi konkret bisa segera diwujudkan,” tandasnya. (*)

Reporter: Novita A.K

Editor: Endah Agustina

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *