benuanta.co.id, TARAKAN – Fenomena kampanye child free akhir-akhir ini sering mencuat dan menjadi perbincangan hangat di berbagai lapisan masyarakat. Pro dan kontra pun ikut menyusul seiring mencuatnya kampanye ini. Isu ini turut menjadi perhatian tokoh agama, mengingat adanya implikasi nilai dan norma yang bersinggungan langsung dengan ajaran Islam.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tarakan pun angkat bicara terkait tren yang dinilai semakin menguat di kalangan generasi muda.
Ketua MUI Kota Tarakan, Drs. KH. Abdul Samad, Lc., M.Pd.I, menegaskan keputusan untuk tidak memiliki anak tanpa alasan syar’i tidak mencerminkan nilai-nilai ajaran Islam.
“Child free bukan pilihan ideal dalam Islam. Hendaknya pasangan membuka diri terhadap karunia Allah berupa keturunan,” jelasnya kepada benuanta.co.id, Ahad (22/6/2025).
Menurutnya, Islam memandang kehadiran anak dalam kehidupan rumah tangga sebagai bagian dari nikmat dan amanah Ilahi. Oleh karena itu, keputusan untuk menolak keturunan secara mutlak tanpa alasan medis atau syar’i patut dipertimbangkan ulang.
“Islam memandang anak sebagai anugerah. Keputusan ‘child free’ tanpa alasan syar’i tidak sejalan dengan nilai-nilai Islam,” ungkapnya.
Abdul Samad juga menjelaskan dalam Islam, anak bukan sekadar pelengkap dalam keluarga, melainkan juga ladang pahala dan penerus amal jariyah bagi orang tua. Ia menyebutkan banyak ayat dalam Al-Qur’an maupun hadits yang menekankan pentingnya keturunan.
“Anak itu bukan hanya amanah, tetapi juga jalan bagi orang tua untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui pendidikan dan kasih sayang,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia menekankan pilihan untuk tidak memiliki anak harus dibedakan antara kebutuhan medis dan alasan ideologis yang bertentangan dengan prinsip agama.
“Kalau karena alasan medis atau kondisi tertentu yang dibenarkan syariat, itu bisa dipertimbangkan. Tapi kalau karena sekadar tidak ingin repot, itu tidak bisa dibenarkan,” tegasnya.
Beliau juga mengajak masyarakat, khususnya pasangan muda, untuk memahami peran penting dalam membentuk generasi berkualitas. Ia mengingatkan bahwa mendidik anak dengan baik juga merupakan bentuk ibadah.
“Setiap anak yang kita lahirkan dan didik dengan nilai Islam akan menjadi investasi akhirat yang tak ternilai,” katanya.
Menanggapi maraknya kampanye child free di media sosial, Abdul Samad mengimbau agar umat Islam berhati-hati dalam menerima informasi dan tren yang berkembang. Menurutnya, tidak semua tren sesuai dengan tuntunan agama.
“Sebagai umat Islam, kita harus menyaring informasi dan menjadikan agama sebagai rujukan utama dalam mengambil keputusan besar dalam hidup,” imbuhnya.
Terakhir, ia berharap peran tokoh agama dan lembaga keagamaan semakin ditingkatkan dalam memberikan pemahaman kepada umat mengenai pentingnya keluarga dan keturunan dalam Islam.
“Kami di MUI akan terus mengedukasi masyarakat agar tetap berada di jalan yang sesuai dengan ajaran Islam, termasuk dalam hal merencanakan keluarga,” pungkasnya. (*)
Reporter: Eko Saputra
Editor: Yogi Wibawa