Dinkes Catat 10.136 Kasus Hipertensi dan 3.110 Diabetes di Tarakan

benuanta.co.id, TARAKAN – Dinas Kesehatan Kota Tarakan mencatat peningkatan kasus hipertensi dan Diabetes Melitus (DM). Berdasarkan data yang dihimpun dari puskesmas, terdapat 10.136 kasus baru hipertensi dan 3.110 kasus baru diabetes melitus.

Angka ini belum termasuk data dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) lainnya. Situasi ini mendorong Dinas Kesehatan untuk menggiatkan kembali program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Tarakan, Irwan Yuwanda menjelaskan data yang dikumpulkan masih bersumber dari puskesmas saja.

“Data hipertensi itu 10.136 dan diabetes 3.110, dan itu belum termasuk data dari FKTP lainnya,” katanya kepada benuanta.co.id, Rabu (18/6/2025).

Hal ini, menurutnya, mengindikasikan kemungkinan jumlah kasus riil yang lebih tinggi di masyarakat. Irwan juga menyampaikan tren meningkatnya penyakit tidak menular di kalangan usia produktif.

Baca Juga :  Tarakan Dominasi Jumlah Penduduk Provinsi Kaltara Tahun 2025

“Sekarang ini bahkan kita temukan usia muda yang sudah mengalami kencing manis atau hipertensi,” ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tarakan, dr Devi Ika Indriarti, M.Kes., menjelaskan perubahan pola hidup seperti kurang olahraga dan begadang dengan ponsel menjadi penyebab utama kondisi tersebut. Maka dari itu Dinkes mensosialisasikan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) yang merupakan langkah strategis untuk mengubah gaya hidup masyarakat menjadi lebih sehat.

“Germas itu adalah sebuah gerakan bagaimana kita menjaga pola hidup yang sehat,” ungkapnya.

Ia menekankan implementasi Germas tidak hanya sekadar kampanye, melainkan harus menjadi bagian dari keseharian masyarakat. Salah satu poin penting Germas adalah pola tidur yang cukup, yakni antara 7 hingga 8 jam per hari.

Menurut dr Devi, kurang tidur menjadi faktor pemicu gangguan kesehatan, termasuk penyakit tidak menular.  “Istirahat yang cukup itu sangat penting. Minimal tidur 7 sampai 8 jam per hari agar tubuh bisa melakukan regenerasi dengan baik,” ujarnya.

Baca Juga :  PKL di Pelabuhan Malundung Tarakan Ditertibkan Satpol PP

Selain istirahat, Germas juga menekankan pentingnya aktivitas fisik. Masyarakat dianjurkan melakukan olahraga atau gerakan tubuh minimal 30 menit per hari atau total 150 menit per minggu. “Kalau bisa lebih dari 150 menit, itu lebih bagus lagi,” sebutnya.

Ia menyayangkan kebiasaan sebagian warga yang lebih banyak duduk atau berbaring sambil bermain ponsel dibanding beraktivitas fisik. Keseimbangan gizi juga menjadi perhatian. dr Devi mengimbau masyarakat agar memperhatikan komposisi makanan sehari-hari.

“Jangan karbohidratnya yang banyak, tapi harus dengan menu yang seimbang. Idealnya 1/3 makanan itu karbohidrat, 1/3 sayur, dan sisanya protein,” terangnya.

Dr. Devi menyebutkan pola makan yang tidak sehat menjadi salah satu penyebab meningkatnya kasus diabetes dan hipertensi. Kasus hipertensi yang saat ini mendominasi diduga erat kaitannya dengan gaya hidup tidak sehat. Ia mengungkapkan penyakit tekanan darah tinggi kini bahkan mulai ditemukan pada usia muda akibat pola hidup yang buruk.

Baca Juga :  ‎Portal E-Parking Milik Pemkot Tarakan Rusak, Ini Penjelasan DKUKMP

“Kalau tekanan darah sudah di atas 140, berarti sudah termasuk tinggi. Normalnya itu sekitar 110/120 sampai 70/80,” tuturnya.

Dinas Kesehatan Tarakan berkomitmen untuk terus mensosialisasikan Germas ke seluruh lapisan masyarakat. Mereka juga menggandeng berbagai pihak seperti sekolah, tempat kerja, dan komunitas lokal agar pesan-pesan kesehatan bisa diterima lebih luas.

“Penyakit ini bisa dicegah. Makanya Germas harus jadi kebiasaan, bukan hanya seremonial,” tutupnya. (*)

Reporter: Hendi Suryadi

Editor: Endah Agustina 

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *