benuanta.co.id, TARAKAN – Balai Karantina Kesehatan (BKK) Kelas I Tarakan intensifkan pengawasan di gerbang keberangkatan internasional sesuai arahan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait kewaspadaan peningkatan COVID-19.
Hal ini dilakukan guna mengantisipasi peningkatan kasus COVID-19 yang saat ini sedang meningkat di negara-negara tetangga Indonesia. Sebagai salah satu gerbang keberangkatan internasional, pelabuhan maupun bandara harus memiliki pengawasan terhadap keluar masuknya masyarakat dari dalam maupun luar negeri.
Terkait hal tersebut Plt. Kepala BKK, dr. Rina Apridayanti menuturkan pihaknya terus memantau perkembangan dan situasi global melalui website resmi World Health Organization (WHO) terkait peningkatan kasus COVID-19. Selain itu, ia juga mengintensifkan pengawasan terhadap alat angkut orang barang khususnya dari negara yang terjangkit atau yang dilaporkan adanya infeksi COVID-19.
“Berhubung di Tarakan ini kita hanya pelabuhan internasional hanya di Nunukan dan di Tarakan itu di Malundung, jadi kita mengintensifkan pengawasan di daerah tersebut. Bandara kita kan sudah tidak internasional lagi kalau kemarin masih internasional 2020,” ujarnya, Selasa (17/6/2025).
Ia menjelaskan sejauh ini pihaknya telah melakukan pemantauan melalui pemantauan suhu dengan menggunakan Termogan untuk kapal MV dan pihaknya juga mengaktifkan Ili sentinel dengan thermal scanner. Jika didapati gejala maka pihaknya akan memisahkan yang memiliki gejala lalu dilakukan wawancara serta di berikan treatment seperti suspect.
Sejauh ini, kasus COVID-19 di Kaltara masih nihil. Ia mengatakan, pengawasan untuk saat ini di fokuskan pada gerbang keberangkatan internasional karena peningkatan terjadi di negara tetangga lain seperti Malaysia, Thailand, Singapura dan lainnya.
“Kita melaksanakan ini bukan hanya tahun ini, jadi tiap tahun penyakit menular apapun MFOX kemarin juga kita tetap waspada. Jadi setiap ada yang bergejala, ini khusus menurunkan Sentinel Ili kita ya, itu kita lakukan swab. Swab itu kita kirim sampelnya itu ke Balai Besar di Banjarmasin. Tapi yang saya terima masih negatif sih, masih swab biasa,” jelasnya.
Menurutnya, hampir semua masyarakat sudah tervaksin. Namun, kewaspadaan terhadap COVID-19 harus tetap dilakukan mengingat COVID-19 merupakan virus yang dapat bermutasi tetapi dapat dikendalikan.
“Tetap bisa kita kendalikan, apalagi sudah yang memiliki kekebalan ya dalam hal ini vaksin. Di Indonesia yang subvarian daripada Omicron ya, kalau saya tidak salah WB11, itu tidak terlalu terdampak sih. Mungkin kalau orang yang sudah divaksin itu mungkin batuk gejala ISPA biasa seperti batuk pilek demam gitu, tapi tidak akan sampai seperti delta kemarin gitu sih,” ungkapnya.
“Kita punya kekebalan tubuh dan bagaimana makanya ditekankan sama mungkin teman-teman dinas, itu PHBS tetap harus dijaga gitu, cuci tangan, pakai masker kalau sakit ya, bukan orang yang ini kalau memang kita merasa diri kita sakit ya kita memproteksi diri gitu aja sih,” pungkasnya. (*)
Reporter: Sunny Celine
Editor: Ramli