benuanta.co.id, BULUNGAN – Beberapa ekor sapi bantuan untuk Desa Kelubir Kecamatan Tanjung Palas Utara, dimana seharusnya dipelihara dan dikembangbiakkan. Informasi yang beredar dari warga sapi jenis bali bantuan pemerintah itu telah dijual.
Hal itu diungkapkan oleh salah seorang warga Desa Kelubir berinisial ZE yang juga sebagai ketua gabungan kelompok tani (Gapoktan) mengatakan sapi itu jumlahnya 6 ekor namun dijual oleh oknum kepala desa.
“Sapi bantuan sebanyak 6 ekor diduga dijual oleh pak kades, per ekornya harga dari Rp 14 sampai Rp 15 juta,” ujar ZE, Sabtu 14 Juni 2025.
Dia menjelaskan awal mula Desa Kelubir mendapatkan sapi bantuan ini, ketika di tahun 2024 lalu ada panen jagung di desanya. Kebetulan dihadiri oleh Bupati Bulungan Syarwani dan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), Heri Rudiyono.
“Pak kadis bertanya daun jagungnya untuk apa, saya bilang dibuang saja karena tidak ada ternak. Pak Bupati dan pak Heri Rudiyono berkata akan bantu ternak sapi,” tuturnya.
Berselang 2 pekan kemudian, tim dari Kementerian Pertanian dan DPKP Kaltara turun ke Desa Kelubir untuk melakukan survei dan pemetaan. Dimana dirinya saat itu sudah menjadi ketua gapoktan.
“Mereka bertanya siapa kelompok tani dan saya katakan siap yang penting pak Kades siap mendampingi saya,” paparnya.
Sapi pun didatangkan ke desa tersebut, hanya saja di Desa Kelubir tidak ada kandang. Pesan dari tim Kementerian Pertanian dan DPKP Kaltara, sapinya tidak boleh terpisah namun harus di satu tempat agar mudah di kontrol dan diawasi.
“Karena kita tidak ada kandang, kebetulan di sekitar desa ada kandang sapi milik PT PKN. Akhirnya sapi bantuan itu dititip kesana,” terangnya.
ZE melanjutkan, saat ada rapat pembentukan Koperasi Merah Putih dirinya hadir bersama bersama Babinsa, PPL. Setelah itu semuanya berkumpul di ruangan kades Kelubir. Dirinya lalu menanyakan kondisi sapi di kandang milik perusahaan.
“Kata pak kades aman, tapi sudah ada dijual 6 ekor dan diganti sapi limousin 3 ekor tapi baru ada 2 ekor dan 1 ekor masih di cari. Itu saksinya Babinsa dan PPL baru,” sebutnya.
Dia mengatakan atas penjualan sapi itu dirinya tidak tahu dan tidak terlibat. Hanya saja beberapa hari kemudian, dirinya di cari oleh aparat kepolisian dan menanyakan keberadaan sapi bantun pemerintah tersebut.
“Saya didatangi polisi dan menanyakan kata polisi kamu jual kemana sapi 6 ekor itu, sapi itu belum dibagikan ke warga kamu jual. Itukan sapi pemerintah, saya bilang tidak tahu dan saya bilang sapi itu dijual pak kades. Katanya pak Kades siapa dan dijual kemana, itukan tanggung jawab kamu,” terangnya.
Karena petugas tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan, akhirnya ZE di bawa ke Polsek Tanjung Palas Utara untuk di interogasi. Dirinya tetap kekeh dan mengatakan tidak tahu.
“Saya diminta untuk temui pak kades untuk menanyakan kemana sapi itu dijual. Saya juga sudah buat laporan di polsek, bahwa sapi itu sudah dijual oleh pak kades,” ujarnya.
ZE menambahkan informasi yang diterimanya sapi yang dijual itu per ekornya mencapai Rp 14 sampai Rp 15 juta dan dibelikan sapi limousin 2 ekor dengan harga Rp 43 juta.
“Harapan saya tidak mau dibilang korupsi, intinya saya tegak lurus siapa yang kelihatan salah ya salah. Karena ini hak nya rakyat di bantu oleh pemerintah,” harapnya.
Sementara itu, Kapolresta Bulungan Kombes Pol Rofikoh Yunianto melalui Kapolsek Tanjung Palas Utara, AKP Marsono menuturkan jika saat ini masih melakukan penyelidikan atas kasus tersebut. “Masih informasi, perlu penyelidikan,” singkatnya. (*)
Reporter: Heri Muliadi
Editor: Ramli