Fokus Cetak Dokter Asli dari SDM Lokal

benuanta.co.id, TARAKAN – Kebutuhan tenaga medis yang masih tinggi di wilayah Kalimantan Utara (Kaltara) mendorong Universitas Borneo Tarakan (UBT) untuk kembali membuka penerimaan mahasiswa baru di Fakultas Kedokteran tahun ajaran 2025–2026. Langkah ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang UBT untuk mencetak dokter-dokter lokal yang memahami konteks dan tantangan kesehatan di daerah perbatasan.

Rektor UBT, Prof. Yahya Ahmad Zein, S.H., M.H., membeberkan tahun ini merupakan kali kedua UBT menyelenggarakan penerimaan mahasiswa untuk program studi Kedokteran, setelah sebelumnya dibuka pertama kali pada tahun ajaran 2024–2025. Jika pada angkatan perdana kuota hanya tersedia untuk 40 orang, kini jumlah tersebut dinaikkan menjadi 50.

“Tahun ini kita tambah kuotanya menjadi 50 mahasiswa karena melihat tingginya antusiasme dan kebutuhan daerah,” jelasnya kepada benuanta.co.id, Sabtu (14/6/2025).

Baca Juga :  Piala Gubernur Futsal Masuk Babak 8 Besar, Persaingan Pelajar se-Kaltara Makin Ketat

Ia menjelaskan penambahan kuota ini bukan hanya sebagai respons terhadap minat calon mahasiswa, tetapi juga bentuk nyata komitmen universitas dalam memperkuat sistem kesehatan di Kaltara.

“Ini adalah bagian dari upaya kami untuk memperkuat layanan kesehatan dengan sumber daya manusia dari daerah sendiri,” tegasnya.

Dalam seleksi penerimaan tahun lalu, perwakilan dari seluruh kabupaten/kota di Kaltara sudah terwakili, mulai dari Tarakan, Nunukan, Malinau, Tana Tidung hingga Bulungan. Menurut Prof. Yahya, sebaran tersebut mencerminkan semangat pemerataan pendidikan tinggi dan pembangunan kesehatan.

“Semua daerah ada wakilnya. Ini bukti bahwa Kaltara siap mencetak tenaga medis dari daerah sendiri,” ucapnya.

Baca Juga :  3 Hari Rusak, Crane di Pelabuhan Malundung Sudah Beroperasi Kembali

Fakultas Kedokteran sendiri disebut sebagai salah satu jurusan paling diminati secara nasional, termasuk di UBT. Namun, UBT menekankan pembukaan prodi ini bukan semata karena tren, melainkan karena kebutuhan riil di daerah.

“Ini bukan soal popularitas jurusan, tapi kebutuhan riil di lapangan. Dokter masih sangat kurang di Kaltara,” katanya.

Langkah membuka fakultas ini juga melewati proses panjang dan ketat, mengingat syarat pendirian Fakultas Kedokteran sangat kompleks. Oleh karena itu, UBT tidak gegabah dan terus menjaga kualitas meski kuota diperluas.

“Kita tidak hanya kejar jumlah, tapi juga jaga mutu. Maka semuanya tetap melalui proses seleksi yang ketat,” sebutnya.

Baca Juga :  Swiss-Belhotel Tarakan Meriahkan Libur Panjang Anak, Dorong Kreativitas dan Imajinasi

Pihaknya berharap lulusan dari fakultas ini nantinya tidak hanya bekerja di kota besar, tetapi mau kembali mengabdi di daerah asal masing-masing. Ini sekaligus menjawab tantangan distribusi dokter yang selama ini masih terpusat di kota-kota besar.

“Kita ingin lulusan ini balik ke daerahnya, bukan ke Jakarta atau Surabaya. Kaltara masih sangat butuh mereka,” tuturnya.

Dengan dibukanya kembali penerimaan tahun ini dan tambahan kuota, UBT berharap bisa terus menjadi garda depan dalam pembangunan sumber daya manusia di sektor kesehatan.

“Kami ingin hadir sebagai solusi, bukan hanya sebagai institusi pendidikan. Khususnya di wilayah perbatasan seperti Kaltara,” pungkasnya. (*)

Reporter: Eko Saputra

Editor: Endah Agustina

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *