Alami Kekosongan Pejabat, 13 Desa di Bulungan akan Gelar Pilkades

benuanta.co.id, BULUNGAN – Setelah masa jabatan puluhan kepala desa (Kades) telah banyak berakhir dan telah digantikan oleh seorang penjabat (Pj) di Kabupaten Bulungan. Tahun ini akan dilaksanakan pemilihan kepala desa (Pilkades) secara serentak.

Hal itu diungkapkan Bupati Bulungan, Syarwani mengatakan sedikit 13 desa dari 74 desa di Kabupaten Bulungan akan kembali digelar pilkades secara serentak.

Dari data itu juga, selain karena masa jabatan berakhir. Didapati adanya kades yang telah meninggal dunia dan ada yang mengundurkan diri dari jabatannya.

Baca Juga :  Hasil Autopsi Remaja Putri yang Terbakar Tak Ditemukan Jelaga di Saluran Pernafasan

“Tahapan Pilkades harus selesai paling lambat pada bulan Desember 2025,” ucap Syarwani, Rabu 11 Juni 2025.

Pihaknya belum menjabarkan desa mana saja yang akan menjalankan tahapan pilkades, tapi dirinya telah meminta agar pelaksanaannya harus matang.

“Harus transparan dalam verifikasi dokumen calon, memastikan ijazah dan dokumen lainnya asli dan sah,” harapnya.

Selain itu, hal penting lainnya yang harus diperhatikan adalah penyusunan Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang valid dan terdata dengan benar.

Baca Juga :  Pemukiman Dekat Bandara Tanjung Harapan Kembali jadi Perhatian

“Saya minta jangan sampai terjadi gugatan setelah pelantikan akibat dokumen palsu atau DPT bermasalah dan semua panitia wajib teliti dan netral,” tuturnya.

Kemudian penyusunan visi misi calon kepala desa sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bulungan.

“Terkait penyusunan visi misi dan RPJMDes itu mengacu pada visi Kabupaten Bulungan 2025 – 2029 yaitu Bulungan yang Berdaulat dan Unggul melalui Pembangunan Hijau yang Berkelanjutan. Visi tersebut diturunkan ke dalam 5 misi utama serta 15 program prioritas,” paparnya.

Baca Juga :  Harga Komoditas Naik jadi Biang Kerok Inflasi di Bulungan

Syarwani menambahkan di Kabupaten Bulungan terdapat 5 pembagian koridor yaitu koridor perkotaan sebagai pusat perdagangan dan jasa di Tanjung Selor. Lalu koridor utara sebagai kawasan pertanian dan pertambangan berkelanjutan.

“Koridor barat jadi sentra ekonomi hijau dan industri maritim, koridor timur sebagai wilayah strategis nasional, industri maritim serta koridor selatan sebagai sektor kehutanan dan pertanian berbasis konservasi,” pungkasnya. (*)

Reporter: Heri Muliadi

Editor: Yogi Wibawa

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *