DPRD Nunukan Desak Pemkab Naikkan Insentif Guru PAUD

benuanta.co.id, NUNUKAN – DPRD Kabupaten Nunukan meminta Pemerintah Kabupaten meninjau kembali skema insentif terhadap guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Hal itu disampaikan Anggota DPRD Kabupaten Nunukan, Andi Fajrul Syam yang mendengar langsung keluhan dari Ketua Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI) Kabupaten Nunukan, Martina.

Pada saat Pentas Seni dan Pelepasan Gabungan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) se-Kecamatan Nunukan Selatan, Selasa 10 Juni 2025, Martina menyampaikan curhatan hatinya yang mendalam atas kebijakan baru tersebut. Ia juga memohon perhatian khusus dari Pemerintah Kabupaten Nunukan untuk meninjau kembali skema insentif daerah.

Baca Juga :  Pemkab Nunukan Gelar Pendataan Indeks Desa, Ajak OPD Berkolaborasi 

“Kami mohon kepada Bupati agar insentif atau pergantian transportasi bagi guru-guru PAUD di Kabupaten Nunukan dapat dinaikkan,” ungkap Martina.

Pernyataan Martina tersebut ternyata menyentil langsung hati legislator daerah. Andi Fajrul Syam mengaku turut prihatin setelah menyempatkan diri mengunjungi langsung sekolah PAUD tempat Martina mengajar. Menurutnya, kondisi di lapangan jauh dari layak bagi guru-guru yang mengabdikan diri mendidik generasi usia dini.

“Memang benar, insentif dari provinsi itu telah dihapuskan. Saat ini, guru PAUD hanya menerima sekitar Rp500 ribu per bulan. Bayangkan bagaimana perjuangan mereka, mengajar anak-anak kita setiap hari, sementara penghasilan mereka tidak cukup bahkan untuk menutupi kebutuhan pokok,” kata Fajrul.

Baca Juga :  Perahu Tersambar Petir di Perairan Kampung Mamolo, Satu Nelayan Bernama Dewa dalam Pencarian

Ia menegaskan Pemkab Nunukan harus segera turun tangan. “Saya harap Bupati Nunukan bisa mengambil langkah cepat dan menaikkan insentif guru PAUD mulai bulan depan. Kita tidak bisa membiarkan para pendidik ini berjalan sendiri, terlebih di masa sulit seperti sekarang,” jelasnya

Masalah insentif ini bukan hanya soal uang, melainkan cerminan dari rendahnya perhatian terhadap pendidikan usia dini, terutama yang bersifat nonformal. Guru-guru PAUD sering kali berada di garis depan pendidikan dasar anak-anak, namun justru mendapatkan pengakuan dan dukungan yang minim.

Baca Juga :  Evaluasi Sosek Malindo 2024, Perhubungan dan Pengelolaan Perbatasan Jadi Fokus Pembahasan

Seiring mendekatnya tahun ajaran baru, para pendidik PAUD berharap adanya terobosan dari Pemerintah Kabupaten Nunukan. HIMPAUDI, DPRD, serta para guru menyerukan agar pemangku kebijakan mendengarkan suara mereka dan memastikan tidak ada guru PAUD yang merasa ditinggalkan. (*)

Reporter: Darmawan

Editor: Endah Agustina

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *