2 Pasien Leptospirosis Sembuh, Dinkes Imbau Masyarakat Jaga Kebersihan Lingkungan

benuanta.co.id, TARAKAN – Dua pasien yang terinfeksi leptospirosis dinyatakan sembuh, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tarakan menhimbau masyarakat tetap jaga kebersihan lingkungan.

Penyakit leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan karena infeksi bakteri Leptospira interrogan. Bakteri tersebut menyebar melalui air seni hewan yang terinfeksi seperti tikus. Indikasi manusia yang terkena leptospirosis dapat terjadi jika kontak langsung dengan urine hewan yang terinfeksi atau melalui air, tanah, atau makanan yang terkontaminasi urine hewan.

Di Kota Tarakan sendiri pada tahun 2025 terdapat dua kasus leptospirosis yaitu di Kelurahan Karang Anyar pada 26 Februari di RT 45 dan di RT 14 Kelurahan Karang Balik pada 8 April 2025. Namun, kedua pasien tersebut sudah dinyatakan sembuh oleh Dinkes Tarakan.

Baca Juga :  Balai Karantina Kesehatan Tarakan Intensifkan Pengawasan di Gerbang Keberangkatan Internasional

“Kalau yang tahun ini baru dua (kasus), kita rawat, terus habis itu kemudian kita lakukan penelusuran sampel, hasil sampelnya itu keluar kita tetap tindaklanjuti seperti apa hasil sampelnya. Jadi alhamdulillah memang ini membaik,” ujar Kepala Dinkes Tarakan, dr. Devi Ika Indriarti.

Ia menjelaskan kasus ini merupakan kasus lama dan pihaknya sudah melakukan pemeriksaan terhadap tikus dengan melakukan Sentinel Leptospirosis. Dinkes akan melakukan penelusuran wilayah yang terdapat kasus leptospirosis guna menangkap tikus lalu dilakukan pemeriksaan.

Baca Juga :  Warga di Juata Permai Batal Demo PT PRI, Proses Mediasi Hasilkan Sejumlah Kesepakatan

“Memang di antara yang kita periksa tikusnya itu, itu ada yang positif, Kemarin disampaikan bahwa ada sampel yang kita kirimkan, itu hasilnya juga positif Leptospirosis. Jadi berarti penularannya memang dari tikus yang ada di situ,” ungkapnya.

Terkait hal tersebut, ia mengimbau kepada seluruh masyarakat agar menjaga lingkungannya apalagi saat musim hujan. Serta menghindari menginjak tikus mati di jalan raya karena dapat menjadi salah satu media penyebaran bakteri. Ia mengingatkan masyarakat untuk tidak menyepelekan penyakit ini karena dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani.

Baca Juga :  Dinkes Catat 10.136 Kasus Hipertensi dan 3.110 Diabetes di Tarakan

“Cuman kan kemarin kasusnya itu seperti itu, mungkin terlambat untuk dibawa, karena dipikir oh enggak apa-apa. Tapi jangan bilang bahwa itu begitu saja, karena itu juga bisa menyebabkan kematian. Mengingatkan pada masyarakat, menjaga kebersihan lingkungannya. Kalau misalnya lingkungannya bersih, kan tikusnya enggak ada di sekitar kita,” pungkasnya. (*)

Reporter: Sunny Celine

Editor: Endah Agustina

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *