benuanta.co.id, NUNUKAN – Diskominfo Nunukan terus berupaya mendorong pemanfaatan teknologi satelit orbit rendah atau Low Earth Orbit (LEO) seperti Starlink untuk memperluas jaringan kepada masyarakat.
Kabid Informatika Diskominfo Nunukan, Akmal mengatakan, untuk memberikan penyebaran jaringan luas kepada masyarakat harus adanya kolaborasi dari berbagai pihak.
“Starlink yang dipasang saat ini, hanya ada pada titik tertentu saja, seperti di kantor desa. Sehingga sinyalnya hanya terbatas pada titik itu,” kata Akmal.
Hal ini berbeda dengan komunikasi publik, seperti permukiman masyarakat dengan jangkauan luas, yang basisnya ada pada pembangunan infrastruktur seperti menara atau tower.
Menurutnya, pihaknya sering menerima keluhan terkait signal yang buruk. Untuk wilayah yang sudah tercover sinyal 3G atau 4G tetap mengalami gangguan jika jumlah penggunanya melebihi kapasitas input sinyal.
Ia juga mengungkapkan, untuk wilayah-wilayah yang masih memiliki tantangan saat ini, seperti Krayan dan Lumbis Ogong.
“Kalau untuk secara teknis sinyal ada, namun kapasitasnya sangat kecil dan tidak mendukung kebutuhan masyarakat secara optimal,” ungkapnya.
Di lain sisi, meski teknologi tersedia, pelaksanaannya tetap bergantung pada pembagian kewenangan dan sinergi antar-instansi.
Pasalnya, APBD hanya bisa digunakan untuk mendukung titik-titik layanan pemerintahan, sehingga ia mengaku jika Diskominfo hanya bisa masuk ke kantor-kantor pemerintah, tidak termasuk sekolah, puskesmas, atau rumah warga.
“Namun masih ada solusi melalui mekanisme kolaboratif, misalnya untuk sekolah bisa lewat Dinas Pendidikan, untuk desa bisa melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) atau melalui program aspirasi dewan seperti pokok-pokok pikiran (Pokir),” jelasnya.
Reporter: Novita A.K
Editor: Ramli