benuanta.co.id, NUNUKAN – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Nunukan merilis data terbaru mengenai perkembangan inflasi di wilayah tersebut untuk bulan Mei 2025.
Pada 2 Juni 2025, inflasi secara tahunan (year-on-year/y-on-y) tercatat sebesar 1,70 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 108,89, naik dibandingkan IHK Mei 2024 yang berada di angka 107,07.
Meski terjadi inflasi secara tahunan, secara bulanan (month-to-month/m-to-m) Kabupaten Nunukan mengalami deflasi tipis sebesar 0,01 persen, sementara inflasi tahun kalender (year-to-date/y-to-d) dari Januari hingga Mei 2025 tercatat sebesar 1,45 persen.
Kepala BPS Nunukan, Iskandar Ahmaddien, menjelaskan, inflasi tahunan ini dipicu oleh kenaikan harga pada sebagian besar kelompok pengeluaran. Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran mencatat inflasi tertinggi sebesar 8,04 persen, disusul oleh perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 4,57 persen, serta pendidikan sebesar 1,74 persen.
“Komoditas seperti nasi dengan lauk, emas perhiasan, ikan bandeng, cabai rawit, dan sewa rumah menjadi penyumbang utama inflasi pada Mei 2025,” kata Iskandar, Jumat (6/6/2025).
Di sisi lain, beberapa kelompok pengeluaran mengalami penurunan harga yang menekan laju inflasi. Kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya mengalami deflasi terdalam dengan penurunan indeks sebesar 2,71 persen, disusul kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,22 persen. Penurunan harga terjadi pada komoditas seperti telepon seluler, tomat, tahu mentah, dan tempe.
Dari sisi kontribusi terhadap inflasi tahunan, kelompok restoran menjadi penyumbang terbesar dengan andil 0,67 persen, diikuti makanan dan tembakau sebesar 0,46 persen, serta perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,24 persen.
Untuk inflasi bulanan, meski nilainya sangat kecil dan mengakibatkan deflasi, beberapa komoditas seperti cabai rawit, tomat, dan ikan layang memberikan pengaruh signifikan terhadap penurunan harga selama bulan Mei.
Menanggapi dinamika harga tersebut, Kepala BPS Nunukan mengimbau masyarakat dan pelaku usaha untuk terus mencermati perkembangan harga dan menjaga stabilitas pasokan bahan pokok, khususnya menjelang semester kedua tahun 2025. (*)
Reporter: Darmawan
Editor: Endah Agustina