benuanta.co.id, BULUNGAN – Seiring dengan gencarnya pembangunan infrastruktur sebagai roda pemacu pertumbuhan ekonomi, memberikan hubungan timbal balik terhadap sektor konstruksi. Dampak yang diberikan kepada sektor kontruksi tercermin dari peningkatan nilai tambah bruto di sektor tersebut.
Hal tersebut dikatakan kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Utara Mas’ud Rifa’i, pada tahun 2024, laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan sektor konstruksi mengalami kenaikan hingga mencapai 4,57 persen.
Peningkatan permintaan terkait kegiatan konstruksi baik dari masyarakat maupun pemerintah juga menjadi faktor penyebab meningkatnya pertumbuhan sektor konstruksi di Provinsi Kalimantan Utara.
Meskipun mengalami perlambatan laju pertumbuhan, kata Mas’ud sapaannya. Sektor konstruksi masih berkontribusi sebesar 12,94 persen dari total PDRB atas dasar harga berlaku Provinsi Kalimantan Utara pada tahun 2024.
“Kontribusi ini merupakan kontribusi terbesar keempat setelah Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, serta Sektor Perdagangan Besar dan Eceran,” ucapannya, Kamis (29/5/2025).
Lanjut kata Mas’ud, sektor konstruksi masih menjadi sektor unggulan perekonomian di Provinsi Kalimantan Utara. Di sisi lain, penyerapan tenaga kerja Sektor Konstruksi di Provinsi Kalimantan Utara juga mengalami kenaikan. Pada tahun 2023, terdapat 5,24 persen pekerja di Sektor Konstruksi atau mengalami kenaikan 0,17 poin jika dibandingkan dengan tahun 2022 yang mencapai 5,07 persen.
Adapun Indeks Kemahalan Konstruksi atau IKK biasa digunakan sebagai proxy untuk mengukur tingkat kesulitan geografis suatu daerah. Mas’ud mengatakan. Semakin sulit letak geografis suatu daerah, maka semakin tinggi pula tingkat harga di daerah tersebut. IKK juga digunakan untuk membandingkan harga konstruksi antar wilayah atau antar daerah.
“Terdapat dua metode penghitungan IKK, yaitu menggunakan pendekatan harga input dan pendekatan harga output.Pendekatan harga input dilakukan dengan mencatat semua material penting yang digunakan serta digabung dengan upah dan sewa peralatan sesuai dengan bobotnya masing-masing,” jelasnya.
Kelemahan metode ini adalah kegiatan konstruksi dianggap memiliki produktivitas yang sama dan tidak mempertimbangkan overhead cost Pendekatan harga output dilakukan dengan cara menanyakan harga konstruksi yang telah terjadi.
Kelemahan metode ini adalah harga bangunan sudah termasuk biaya manajemen dan keuntungan kontraktor yang bervariasi antar daerah serta antarproyek sehingga tidak memadai untuk tujuan membandingkan kemahalan konstruksi antar wilayah. (*)
Reporter: Ikke
Editor: Ramli