benuanta.co.id, NUNUKAN — Ketinggian permukaan air Sungai Sembakung di Desa Atap, Kecamatan Sembakung, tercatat pada pukul 07.00 WITA mencapai 4,3 meter, Kamis, 29 Mei 2025. Angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan posisi sore kemarin. Hal serupa juga terpantau di Desa Mansalong, Kecamatan Lumbis, tinggi permukaan air mencapai 6,1 meter, juga menunjukkan tren penurunan.
Meski kondisi air berangsur surut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nunukan tetap melanjutkan upaya tanggap darurat. Kepala Sub Bidang Penyelamatan BPBD Nunukan, Hasanuddin menyampaikan, pagi ini Posko Tanggap Darurat Bencana (TDB) di Kecamatan Sembakung terus melaksanakan sejumlah kegiatan penting.
“Operasional posko berjalan normal, dengan fokus pada pemantauan rutin kondisi wilayah terdampak, pelaporan harian, serta koordinasi dengan unsur Forkopimcam,” kata Hasanuddin saat di konfirmasi melalui WhatsApp, Kamis (29/5/2025) .
Ia juga menyebutkan, bantuan logistik tahap pertama dari Kabupaten Nunukan akan diberangkatkan hari ini menuju Kecamatan Sembakung. “Sekitar tiga truk akan membawa bahan kebutuhan dasar untuk para korban terdampak,” tambahnya.
Sebagai langkah lanjutan, Pemerintah Kabupaten Nunukan telah menetapkan status tanggap darurat bencana alam banjir dan tanah longsor di 9 kecamatan, di antaranya Sembakung, Sembakung Atulai, Lumbis, Sebuku, Krayan, Krayan Timur, Krayan Barat, Krayan Tengah, dan Krayan Selatan. Penetapan ini tertuang dalam Keputusan Bupati Nunukan Nomor 333 Tahun 2025.
Status tanggap darurat ini berlaku selama 14 hari, terhitung sejak 23 Mei hingga 5 Juni 2025, dengan tujuan untuk mempercepat penanganan serta pemulihan awal bagi masyarakat terdampak.
Pemerintah daerah mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi bencana susulan, serta terus menjalin komunikasi dengan aparat desa dan tim posko setempat. (*)
Reporter: Darmawan
Editor: Endah Agustina