benuanta.co.id, NUNUKAN – Kebutuhan telur dan daging ayam di Kabupaten Nunukan didominasi masih bergantung dari luar daerah. Melihat kondisi tersebut, Kelompok Tani Rawa Makmur dari Desa Binalawan, Kecamatan Sebatik Barat, mengambil inisiatif memproduksi sendiri pakan ayam guna mendorong tercapainya swasembada pangan lokal.
Ketua Kelompok Tani Rawa Makmur, Andi Lukman mengatakan, bahwa tingginya harga pakan menjadi penyebab utama banyak peternak gulung tikar. Untuk itu, mereka mulai meracik sendiri pakan ayam berbahan organik dengan harga yang lebih terjangkau.
“Selama ini telur dan daging ayam masih didatangkan dari luar Nunukan,” kata Andi Lukman, Selasa (27/5/2025).
Pakan buatan kelompok ini terdiri dari bahan-bahan lokal seperti jagung pecah, bungkil sawit, dedak padi, dan tepung ikan fermentasi. Sayuran juga ditambahkan sebagai sumber vitamin untuk ayam.
Namun, Andi mengungkapkan, proses produksi pakan saat ini masih dilakukan secara manual. Oleh karena itu, mereka sangat membutuhkan dukungan berupa alat produksi seperti mesin mixer pengaduk pakan ternak dan mesin cetak pelet.
“Kalau kami punya mesin dengan kapasitas satu kali aduk 300 kilogram, kami bisa produksi empat kali dalam sehari,” jelasnya.
Saat ini, terdapat sekitar 40 peternak ayam di Desa Binalawan, namun jumlah pakan masih belum mencukupi kebutuhan. Untuk 1.000 ekor ayam, dibutuhkan sekitar 6 ton pakan per bulan.
Andi memproyeksikan dalam waktu satu tahun ke depan, mereka dapat memproduksi sekitar 4.000 butir telur dan 5 ton daging ayam per hari. Menariknya, harga daging ayam dari peternak lokal ini hanya Rp25.000 per kilogram, jauh lebih murah dibanding harga pasaran.
Menanggapi hal ini, Bupati Nunukan H. Irwan Sabri menyampaikan dukungannya dan menyatakan akan membantu pengadaan mesin produksi pakan.
“Kita akan bantu, tapi di anggaran perubahan. Harus dibuatkan proposal terlebih dahulu,” ujarnya.
Langkah ini diharapkan bisa menjadi awal dari kemandirian pangan di Nunukan, khususnya dalam komoditas telur dan daging ayam. (*)
Reporter: Darmawan
Editor: Endah Agustina