benuanta.co.id, NUNUKAN – Harga rumput laut anjlok selama dua tahun terakhir, serangan hama dan penyakit, serta konflik antara pembudidaya dengan pemukat rumput laut yang memakai jangkar, menjadi isu utama yang disampaikan masyarakat pesisir Nunukan dalam reses Anggota DPRD Kaltara, Muhammad Nasir pada 20–26 Mei 2025.
Reses digelar pada sejumlah wilayah di Kabupaten Nunukan. Mulai dari Jalan Antasari dan Tanjung Cantik di Kecamatan Nunukan; Sungai Sembilan di Kecamatan Nunukan Selatan serta Sebatik Barat.
Dalam dialog terbuka bersama masyarakat, Nasir mendengar fenomena pembudidaya rumput laut yang mulai kehilangan harapan akibat hasil panen yang tak sebanding dengan biaya produksi.
“Harga rumput laut turun drastis dan tidak stabil dalam dua tahun terakhir. Banyak petani yang terpaksa berhenti karena rugi terus, apalagi ditambah hama dan penyakit, serta gangguan dari aktivitas pemukat rumput laut jangkar,” ujar salah satu warga di Sebatik Barat.
Nasir menyampaikan keprihatinannya atas kondisi tersebut. Menurutnya, rumput laut adalah tulang punggung ekonomi masyarakat pesisir di Nunukan, sehingga krisis yang terjadi harus segera ditangani secara lintas sektor.
“Masalah ini bukan sekadar fluktuasi harga, tetapi juga menyangkut aspek teknis, perlindungan usaha rakyat, dan konflik pemanfaatan ruang laut,” ucap Nasir, Minggu (25/5/2025)
“Saya akan mendorong dinas terkait di provinsi maupun pusat untuk memberikan perhatian serius, termasuk bantuan teknologi budidaya, penyediaan bibit unggul, hingga kebijakan tata ruang laut yang adil bagi pembudidaya,” capnya lagi.
Ia juga menekankan pentingnya intervensi pemerintah dalam menjaga stabilitas harga dan membuka akses pasar yang lebih luas bagi petani rumput laut.
“Jika tidak segera ditangani, dampaknya akan semakin besar terhadap perekonomian lokal,” tuturnya.
Nasir menegaskan aspirasi masyarakat akan dibawanya ke tingkat pembahasan legislatif provinsi. Kemudian dikawal secara aktif dalam bentuk program-program nyata yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat pesisir. (*)
Reporter: Ikke
Editor: Ramli