benuanta.co.id, NUNUKAN – PT Kebula Raya Bestari resmi meluncurkan ekspor perdana rumput laut jenis Eucheuma Cottonii ke Korea Selatan sebanyak tiga kontainer atau setara 60.000 kilogram, dengan nilai invoice sebesar USD 62.400. Peresmian ekspor ini dilakukan oleh Wakil Bupati Nunukan, Hermanus, pada Ahad (25/5/2025).
Direktur PT Kebula Raya Bestari, Sinta Putri Bestari, S.Ak., menyampaikan ekspor ini menjadi langkah awal dalam komitmen perusahaan untuk terus melakukan pengiriman rutin setiap bulan dengan peningkatan kuantitas secara bertahap.
“Kami akan tunjukkan konsistensi ekspor per bulan dan peningkatan kuantitas. Saat ini kami baru mempekerjakan 40 orang di gudang, ke depan harapannya bisa mencapai lebih dari 100 tenaga kerja yang kami rekrut,” kata Sinta.
Dalam pengembangan bisnisnya, PT Kebula Raya Bestari mendapatkan dukungan dari LPMUKP dan PT Global Indonesia. Matthew, perwakilan dari PT Global Indonesia, akan mendukung Kebula dalam sistem rantai pasok dan pengendalian kualitas.
Sinta juga menegaskan Kebula fokus pada penyediaan produk rumput laut berkualitas tinggi dari Nunukan untuk pasar ekspor, termasuk ke China, Korea Selatan, dan Filipina. Ia berharap para pemasok (supplier) lokal dapat menjaga kualitas sejak tahap budidaya hingga pengemasan.
“Kami dorong budidaya panen di umur 45 hari, penjemuran yang merata, sortir dari lumut, tiram, hingga tali-tali sisa. Selain itu, penting juga menjaga kebersihan lingkungan agar hasilnya optimal,” ungkapnya.
Untuk mendukung keberlanjutan produksi, PT Kebula Raya Bestari juga berencana menyiapkan kebun bibit rumput laut. Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas panen petani hingga 50-60 ton per hektare laut.
Tak hanya fokus pada ekspor bahan mentah, Kebula juga mulai mengembangkan produk turunan (hilirisasi) rumput laut. Beberapa produk inovatif yang telah dihasilkan antara lain Peyek Rumput Laut, Kacang Disko Rumput Laut, serta SOC Rumput Laut yang sudah diimplementasikan pada sektor pertanian dan peternakan di Nunukan.
Sinta menambahkan, ekspor rumput laut ini diharapkan mampu memberikan dampak positif terhadap peningkatan ekonomi masyarakat, khususnya petani dan pelaku usaha rumput laut lokal.
“Jika harga lokal rumput laut saat ini Rp15.000, dan harga ekspor mencapai Rp17.000, tentu ada peluang profit yang lebih besar. Tantangan kita saat ini adalah biaya pengiriman (freight) yang masih tinggi, dan kami berupaya menekan itu agar keuntungan bisa lebih optimal,” tutupnya. (*)
Reporter: Darmawan
Editor: Ramli