benuanta.co.id, TARAKAN – Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tarakan mengungkap cuaca ekstrem di Kalimantan Utara (Kaltara) disebabkan peralihan musim pancaroba. Sehingga, masyarakat diminta untuk waspada dan melakukan antisipasi dini.
Pancaroba merupakan perubahan atau peralihan cuaca di suatu wilayah. Perubahan tersebut biasanya peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan atau sebaliknya.
Selain cuaca ekstrem, perubahan iklim ini juga akan menyebabkan perubahan suhu dan kelembaban udara yang menimbulkan penyakit-penyakit seperti flu, demam berdarah, Infeksi saluran pernapasan dan diare.
Saat ini, Kaltara memasuki transisi cuaca hujan ke kemarau yang mengakibatkan cuaca ekstrem dengan hujan lebat disertai angin kencang. Meski secara umum Kaltara tidak mengenal musim, namun berbeda
di tiga wilayah yaitu Nunukan, Sebatik dan Tanjung Palas.
“Diprediksi kemarau akan terjadi kira-kira di dasarian 2 bulan Juni tahun 2025, itu mulai masuk kemarau. Yang lainnya, itu tidak ada musim kemarau, artinya untuk Kaltara, kemarau yang disebut kemarau basah itu tidak berlaku,” ujarnya, Rabu (21/5/2025).
Selain itu, musim pancaroba akan juga mempengaruhi tinggi air laut yang dapat mengakibatkan banjir rob. Apalagi disaat yang bersamaan intensitas hujan juga tinggi yang dapat mengakibatkan banjir di beberapa wilayah.
Ia mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada terhadap peralihan iklim ini. BMKG juga memperkirakan potensi kenaikan air laut terjadi secara maksimal pada 27 Mei mendatang.
“Perlu diperhatikan di tanggal 27 itu potensinya air laut bisa naik secara maksimal jadi mohon berhati-hati dari jauh-jauh hari sudah antisipasi untuk bisa mengamankan. Ya segala situasi agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan serta selalu pantau informasi dari BMKG,” pungkasnya. (*)
Reporter: Sunny Celine
Editor: Endah Agustina