benuanta.co.id, TARAKAN – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kota Tarakan memperkirakan puncak pasang air laut terjadi pada 22 Mei 2025. Prediksi itu juga dibarengi dengan perkiraan cuaca hujan yang berpotensi terjadi beberapa hari ke depan.
Kepala BMKG Tarakan, M. Sulam Khilmi mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada. Apalagi, kenaikan air laut menyebabkan banjir rob ditambah dengan hujan akan menyebabkan banjir yang cukup tinggi.
“Seperti yang terjadi di Tanjung Selor (banjir), mulai tanggal 16 Mei kami sudah merilis bahwa beberapa kabupaten di Kaltara, termasuk salah satunya Bulungan dan Malinau, itu status hujannya adalah siaga. Artinya lebat hingga sangat lebat. Untuk saat ini potensinya adalah hujan lebat di beberapa kabupaten kota di Kaltara, termasuk Bulungan, Tarakan, Malinau itu statusnya adalah potensi hujannya dalam kategori lebat. Ini yang patut diwaspadai,” ujarnya, Rabu (21/5/2025).
Ia membeberkan pada 22 hingga 23 Mei pasang air laut diperkirakan mencapai puncaknya. Adanya 2 fenomena alam secara bersamaan akan mengakibatkan air laut meningkat kurang lebih hingga 5 meter.
Selain itu, banjir yang saat ini terjadi di beberapa wilayah seperti Bulungan, Malinau dan daerah lainnya yang tidak memiliki laut juga ikut terdampak akibat naiknya volume air laut dan hujan lebat.
Khilmi menjelaskan, wilayah yang tidak bersinggungan langsung dengan laut dapat terjadi banjir lantaran air sungai tidak tertampung akibat rendahnya permukaan laut. Sehingga sungai meluap dan terjadi banjir.
“Antara hujan dan kenaikan muka air laut dua-duanya ini berpengaruh. Hujan intensitasnya meningkat dari lebat menjadi sangat lebat. Kami mengukur dari MAWS untuk hari ini (kemarin,red), air tertinggi tadi hampir 5 meter ya kita mengukurnya dari min sea level ya, ketinggian air 4,85 meter untuk hari ini dan sampai besok masih ada kemungkinan untuk naik lagi ya Karena puncaknya diprediksi di tanggal 22,” jelasnya.
Pada tiga hari ke depan, prospek hujan di Kaltara seperti Bulungan, Tana Tidung, Nunukan dan Malinau berpotensi hujan sedang hingga lebat.
“Kalau kita melihat laporan dari teman-teman di sana, itu kan fluktuatif ya tidak banjir terus tapi banjirnya itu naik turun. Ketika air laut ini tidak seharian surut dia ada indikasi banjirnya menurun, tapi ketika air laut naik lagi terus banjirnya juga naik lagi, tergantung intensitas hujan di hulu ya. Ketika hulu masih hujannya dengan intensitas tinggi, maka juga banjir akan terus terjadi,” pungkasnya. (*)
Reporter: Sunny Celine
Editor: Endah Agustina