benuanta.co.id, NUNUKAN – Debit air Sungai Sembakung di wilayah Kecamatan Lumbis, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, menunjukkan kenaikan signifikan pada Selasa, 20 Mei 2025.
Berdasarkan pemantauan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nunukan, Tinggi Muka Air (TMA) tercatat mencapai level 9,6 meter pada pukul 05.54 WITA, dan kembali naik menjadi 9,8 meter pada pukul 13.31 WITA.
Kenaikan ini menempatkan kondisi sungai pada status waspada, terutama mengingat wilayah hulu yang terus mengalirkan debit air ke hilir. Meski demikian, aktivitas masyarakat di Kecamatan Lumbis masih berlangsung lancar dan belum menunjukkan dampak langsung dari peningkatan TMA.
Kepala BPBD Kabupaten Nunukan, Arief Budiman, melalui Kepala Sub Bidang Informasi Muhammad Basir menjelaskan, kondisi cuaca turut memengaruhi dinamika aliran sungai. “Kondisi cuaca hari ini di Kecamatan Lumbis cerah berawan dengan suhu 32°C, kelembaban 78 persen, dan kecepatan angin 5,6 km/jam dari arah timur,” kata Basir, kepada benuanta.co.id, Selasa (20/5/2025).
Basir menambahkan, meskipun belum mencapai status darurat, pihaknya telah melakukan pemantauan ketat terhadap wilayah-wilayah yang rawan terdampak.
“Kondisi aliran Sungai Sembakung siang hari ini pada level waspada, tapi masyarakat tetap beraktivitas dengan ramai dan lancar,” katanya.
Ia juga menyampaikan sebagian wilayah di Mansalong telah mulai terendam akibat peningkatan debit air, meskipun masih dalam kondisi terkendali.
“Saat ini memang sebagian wilayah Mansalong sudah terendam, namun masih dalam kondisi aman. Kami terus lakukan pemantauan dan berkoordinasi dengan aparat setempat,” jelasnya.
Khusus untuk warga yang berada di Kecamatan Sembakung, BPBD mengimbau agar tetap waspada terhadap potensi banjir kiriman dari hulu. Arus air yang tinggi dapat menyebabkan genangan mendadak, terutama pada kawasan-kawasan rendah yang dekat dengan bantaran sungai.
BPBD Nunukan telah menyiagakan tim serta menyiapkan jalur komunikasi dengan pihak kecamatan dan desa-desa terdampak. Langkah-langkah mitigasi juga telah disosialisasikan sejak awal musim hujan kepada masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir. (*)
Reporter: Darmawan
Editor: Endah Agustina