benuanta.co.id, NUNUKAN – Upaya percepatan swasembada pangan terus dilakukan pemerintah pusat hingga ke wilayah perbatasan. Penjabat Luas Tambah Tanam (LTT) Optimalisasi Lahan (Oplah) Kaltara dari Kementerian Pertanian, Dr. Inneke Kusumawaty, bersama Bupati Nunukan H. Irwan Sabri, secara simbolis menanam padi bersama petani di Desa Binalawan, Kecamatan Sebatik Barat, pada Selasa (20/5/2025).
Penanaman ini menjadi bagian dari program nasional Kementerian Pertanian dalam memperkuat ketahanan pangan, khususnya di daerah strategis seperti perbatasan.
Dalam kegiatan tersebut, turut hadir Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Brigade Binalawa, aparat Polsek dan Babinsa, serta masyarakat dan petani dari Kecamatan Sebatik Barat.
“Tanam bersama ini merupakan bagian dari upaya percepatan swasembada pangan nasional. Kaltara, khususnya Kabupaten Nunukan, memiliki nilai strategis karena berada di wilayah perbatasan langsung dengan negara tetangga,” kata Dr. Inneke, kepada benuanta.co.id.
Kepala Desa Binalawan, Darwis menyampaikan, wilayahnya masih memiliki sekitar 120 hektare lahan sawah yang aktif dan produktif. Menurutnya, gairah petani dalam mengelola lahan kembali meningkat berkat adanya kepastian harga gabah.
“Petani kami di Binalawan sudah semangat karena ada pihak yang akan membeli gabah dengan harga Rp6.500 per kilogram. Ini sangat membantu menumbuhkan kembali semangat bertani,” ungkap Darwis.
Bupati Nunukan H. Irwan Sabri menekankan, pentingnya dukungan berkelanjutan dari pemerintah daerah dan pusat terhadap semangat petani. Menurutnya, jika petani sudah menunjukkan keseriusan, maka kebutuhan dasar mereka seperti alat dan mesin pertanian (alsintan) harus segera dipenuhi.
“Kami dari pemerintah daerah akan terus memberikan dukungan. Kami juga akan menyampaikan kepada pemerintah pusat bahwa petani kami sudah siap dan semangat bertani. Apa yang mereka butuhkan harus kita bantu realisasikan,” tegas Bupati Irwan.
Lebih lanjut, Irwan juga meminta agar saat panen tiba nanti, Kementerian Pertanian dapat hadir langsung di Sebatik Barat untuk melihat hasil nyata dari kerja keras petani di perbatasan. Ia berharap, selain untuk konsumsi dalam negeri, hasil panen juga bisa diekspor ke negara tetangga seperti Malaysia.
“Sudah ada pembicaraan dengan Bulog, tinggal nanti kami akan berdiskusi dengan pihak Malaysia agar hasil panen ini bisa diekspor. Ini akan memberi nilai tambah bagi petani dan memperkuat posisi daerah perbatasan sebagai lumbung pangan,” pungkasnya.
Dengan langkah sinergis antara pemerintah pusat, daerah, dan petani, Desa Binalawan kini menjadi simbol optimisme baru bagi ketahanan pangan nasional dari wilayah perbatasan Indonesia. (*)
Reporter: Darmawan
Editor: Endah Agustina