benuanta.co.id, NUNUKAN — Gelombang penolakan terhadap kehadiran organisasi massa Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya semakin meluas di wilayah utara Kalimantan. Setelah sebelumnya disambut aksi penolakan di Kota Tarakan, kini giliran masyarakat dan sejumlah ormas di Kabupaten Nunukan yang menyatakan sikap tegas menolak keberadaan GRIB di daerah mereka.
Aksi damai digelar pada Senin pagi (19/5) oleh Brigader 828 Pusaka Kabupaten Nunukan bersama gabungan ormas lokal dan elemen mahasiswa. Mereka berorasi menyuarakan kekhawatiran terhadap potensi perpecahan sosial yang dapat ditimbulkan jika GRIB hadir dan aktif di Bumi Penekindi Debaya.
Dalam keterangannya kepada awak media, Sekretaris Brigader 828 Pusaka Kabupaten Nunukan, Damsyah menegaskan, aksi ini bukan bentuk kebencian, melainkan bentuk kewaspadaan terhadap potensi ancaman keharmonisan sosial dan budaya lokal.
“Di Nunukan ini sudah ada sejumlah ormas yang selama ini hidup berdampingan dalam semangat persatuan. Kami menolak kehadiran ormas dari luar, apalagi jika berpotensi membawa agenda politik yang bisa memecah belah masyarakat,” tegas Damsyah.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga kearifan lokal dan keluhuran budaya masyarakat adat Kalimantan, yang telah menjadi fondasi kehidupan bermasyarakat di wilayah perbatasan ini.
“Kami memiliki kearifan lokal, adat istiadat, dan budaya yang harus dijaga. Jangan sampai hadirnya ormas dari luar justru merusak tatanan yang sudah terjaga ratusan tahun,” ujarnya.
Penolakan ini, menurut sejumlah tokoh masyarakat, bukan hanya sekadar soal keberadaan ormas baru, namun lebih pada kekhawatiran terhadap pola-pola mobilisasi massa dan pengaruh politik yang bisa merusak tatanan lokal. Beberapa pihak juga mengaitkan GRIB dengan dinamika nasional yang kini tengah memanas menjelang tahun politik. (*)
Reporter: Darmawan
Editor: Endah Agustina