benuanta.co.id, TANJUNG SELOR – Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) akui Sekolah Rakyat (SR) bisa menjadi jawaban dari persoalan ketimpangan, memutus rantai kemiskinan di Kaltara yang notabennya wilayah perbatasan.
Kepala Dinsos Kaltara, Obed Daniel mengungkapkan saat ini pihaknya tidak hanya berbicara soal angka statistik, tapi berbicara tentang wajah anak-anak yang harus berjalan belasan kilometer untuk sampai ke sekolah, atau yang tidak pernah mengenal ruang kelas yang disebabkan belum terpenuhinya fasilitas pendidikan dasar secara merata.
“Dalam konteks inilah, Sekolah Rakyat (SR) hadir sebagai upaya negara memulihkan keadilan dasar dalam hal akses pendidikan, khususnya bagi mereka yang selama ini tercecer oleh sistem,” kata Obed, Senin, 19 Mei 2025.
Menurutnya, SR bukan sekadar proyek pendidikan formal, melainkan bagian dari strategi besar membangun fondasi sumber daya manusia dari pinggiran, dan memutus rantai kemiskinan antargenerasi.
“Oleh sebab itu, saat ini Pemprov Kaltara melalui Dinsos Kaltara telah mengajukan proposal pembangunan SR kepada Kemesos RI dan telah mengikuti desk rapat pembahasan kesiapan lahan untuk pembangunan SR,” ujarnya.
Sedangkan ntuk tahap selanjutnya ia mengaku tinggal menunggu peninjauan lokasi oleh Kementerian PU karena pada saat pembangunan fisik dari SR ini nantinya akan dilakukan oleh kementerian tersebut.
“Kita berharap semoga ada tindak lanjut yang cepat, karena kawasan perbatasan seperti Krayan, Lumbis, Tulin Onsoi, dan wilayah pulau-pulau kecil di Sebatik dan Nunukan, kelompok ini sangat nyata. Banyak dari mereka tidak terjangkau oleh sekolah formal, baik karena jarak, ketiadaan guru, kemiskinan ekstrem, maupun minimnya transportasi,” terangnya.
Ia juga menambahkan pada dasarnya, SR hadir sebagai ruang alternatif yang menjawab kebutuhan mendasar ini secara langsung, melalui pendekatan fleksibel, berbasis komunitas, dan kontekstual dengan kearifan lokal.
“Ini berarti peserta didik tinggal dan belajar di lingkungan sekolah selama masa pendidikan mereka. Pendekatan ini sangat efektif mengatasi masalah geografis dan keterisolasian wilayah perbatasan,” pungkasnya. (*)
Reporter: Osarade
Editor: Yogi Wibawa