benuanta.co.id, NUNUKAN – Kabupaten Nunukan kembali menegaskan komitmennya dalam menjaga kerukunan antarumat beragama di tengah keberagaman suku dan budaya yang dimilikinya. Hal ini disampaikan Asisten Pemerintah dan Kesra Setkab Nunukan, H. Abdul Munir, dalam kegiatan dialog kerukunan yang digelar Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Nunukan di Kantor Desa Setabu, Kecamatan Sebatik Barat, Rabu (14/05).
Nunukan merupakan wilayah perbatasan yang dihuni oleh masyarakat dengan latar belakang budaya, agama, dan etnis yang sangat beragam. Keberagaman ini, menurut Munir, bukanlah penghalang, melainkan modal besar untuk menopang pembangunan daerah yang inklusif dan berkelanjutan.
“Kerukunan umat beragama adalah fondasi penting dalam menciptakan pembangunan yang berkelanjutan serta kehidupan sosial yang harmonis,” ujar Abdul Munir dalam sambutannya.
Ia menjelaskan, dialog FKUB harus menjadi ruang terbuka untuk bertukar pikiran, mencari solusi bersama atas berbagai persoalan masyarakat, sekaligus menjadi jembatan yang menyatukan perbedaan menjadi kekuatan.
“Melalui forum ini, kita harapkan tercipta kesepahaman, terbangun persaudaraan lintas agama, dan diperkuat solidaritas sosial sebagai anak bangsa,” tambahnya.
Munir juga mengajak seluruh tokoh agama, tokoh masyarakat, dan seluruh elemen warga Kabupaten Nunukan untuk terus menjaga komitmen bersama dalam memperkuat persatuan di tengah perbedaan.
“Marilah kita bersama-sama menjaga dan memperkuat kerukunan antarumat beragama. Kita ingin Kabupaten Nunukan menjadi contoh keberhasilan toleransi dan kerukunan di Indonesia,” tegasnya.
Kegiatan dialog FKUB ini menjadi bukti bahwa toleransi bukan hanya konsep, tetapi nyata diwujudkan melalui komunikasi, kerja sama, dan saling menghormati di tengah keberagaman. Dengan semangat kebersamaan ini, Nunukan melangkah menuju pembangunan yang adil dan merata bagi seluruh lapisan masyarakat. (*)
Reporter: Darmawan
Editor: Endah Agustina