Kaltara Berikan Kontribusi 8,10 Persen Terhadap PDRB Pulau Kalimantan

benuanta.co.id, BULUNGAN – Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Utara mencatat bahwa pada triwulan I tahun 2025, Kalimantan Utara memberikan kontribusi sebesar 8,10 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Pulau Kalimantan.

Hal itu dikatakan Kepala BPS Kalimantan Utara, Mas’ud Rifai, menyampaikan secara spasial, struktur ekonomi di wilayah Kalimantan masih didominasi oleh Provinsi Kalimantan Timur.

“Kalimantan Timur mendominasi struktur ekonomi Pulau Kalimantan dengan kontribusi sebesar 46,99 persen. Sementara Kalimantan Utara memberikan kontribusi sebesar 8,10 persen, yang memang menjadi yang terkecil di antara lima provinsi di Kalimantan,” ujarnya, Rabu (14/3/2025).

Baca Juga :  BPJS Ketenagakerjaan Dukung Grab dan Kementerian UMKM Hadirkan Bantalan Sosial Digital melalui Program Rekrutmen Mitra Digital

Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi tertinggi secara tahunan (year-on-year/y-on-y) tercatat di Provinsi Kalimantan Barat sebesar 5,00 persen, menunjukkan dinamika pertumbuhan yang bervariasi antarprovinsi di wilayah Kalimantan.

Mas’ud menjelaskan nilai PDRB Kalimantan Utara atas dasar harga berlaku pada triwulan I-2025 mencapai Rp37,52 triliun, sementara atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp18,34 triliun.

Baca Juga :  BPJS Ketenagakerjaan dan Pemkot Tarakan Perkuat Sinergi untuk Perlindungan Pekerja Jasa Konstruksi

“Ekonomi Kalimantan Utara pada triwulan I-2025 tumbuh 4,06 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dari sisi produksi, lapangan usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib mencatat pertumbuhan tertinggi yaitu 14,89 persen,” jelasnya.

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah yang tumbuh sebesar 9,77 persen (y-on-y).

Baca Juga :  Harga Emas Antam Terus Merangkak Naik, kini ke Angka Rp1,968 Juta/Gram

Namun demikian, secara kuartalan (q-to-q), ekonomi Kalimantan Utara mengalami kontraksi sebesar 3,07 persen dibandingkan triwulan sebelumnya. Mas’ud menyebut bahwa ini disebabkan oleh perlambatan di beberapa sektor utama.

“Kontraksi terdalam dari sisi produksi terjadi pada lapangan usaha konstruksi sebesar -15,69 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah juga mengalami penurunan signifikan sebesar 42,05 persen,” pungkasnya. (*)

Reporter: Ikke

Editor: Ramli

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *