PLBN Gerbang Baru Pertumbuhan Ekonomi Perbatasan Nunukan

benuanta.co.id, NUNUKAN – Di ujung utara Pulau Kalimantan, geliat pembangunan mulai terasa di tanah yang lama dipandang sebagai halaman belakang negara. Kabupaten Nunukan, yang berbatasan langsung dengan Malaysia, tengah menyiapkan diri menjadi wajah baru Indonesia di mata dunia, lewat pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang digadang-gadang bukan hanya sebagai titik lintas keluar-masuk antarnegara, tetapi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru.

Harapan besar itu disampaikan oleh Sekretaris Badan Pengelola Perbatasan Kabupaten Nunukan, Yance Tambaru. Ia menegaskan bahwa PLBN di Nunukan, seperti yang direncanakan di wilayah Krayan dan sekitarnya, akan menjadi katalis perubahan ekonomi dan sosial di kawasan perbatasan.

“Dengan dibukanya PLBN nanti, perekonomian akan tumbuh. Produksi hasil pertanian masyarakat akan semakin bagus, kunjungan orang juga akan semakin meningkat, termasuk objek wisata kita akan semakin berkembang,” kata Yance optimis, kepada benuanta.co.id, Selasa 13 Mei 2025.

Baca Juga :  Video Viral Soal Jalan Krayan Dibangun Pakai Dana Pribadi Masyarakat, Pemdes: Itu Hoaks!

Krayan disebut sebagai contoh nyata. Daerah yang dahulu hanya bisa dijangkau lewat jalur udara, kini bersiap menjadi simpul perdagangan dan pariwisata lintas batas. Dibukanya PLBN akan mempermudah mobilitas barang dan orang, sekaligus memperkuat konektivitas ekonomi antara komunitas di perbatasan Indonesia dan Malaysia.

Lebih dari sekadar pintu keluar-masuk, PLBN akan menjadi ruang interaksi yang legal, aman, dan menguntungkan bagi masyarakat. Praktik perdagangan tradisional secara barter yang selama ini terjadi di perbatasan akan bertransformasi secara perlahan menjadi sistem perdagangan formal yang diakui negara, memberikan kepastian hukum, dan meningkatkan nilai ekonomi.

Baca Juga :  Perencanaan Lima Tahun ke Depan, Rektor Unikaltar Beri Beberapa Masukan

“Barter mungkin tidak akan hilang sepenuhnya, tapi dengan keberadaan PLBN, transaksi akan lebih tertib dan terkontrol. Masyarakat juga akan lebih mudah mendapatkan barang dengan harga bersaing,” tambah Yance.

Dampaknya tidak berhenti di sektor perdagangan. PLBN juga diprediksi akan mendorong geliat sektor pariwisata perbatasan. Dengan potensi alam yang melimpah seperti pegunungan, hutan tropis, dan budaya Dayak yang kaya, kawasan perbatasan Nunukan punya semua modal untuk tumbuh menjadi destinasi wisata unggulan.

“Orang dari Malaysia tidak akan segan-segan masuk ke Indonesia melalui PLBN. Mereka bisa belanja, menikmati alam kita, dan berinteraksi langsung dengan budaya lokal. Ini peluang besar bagi warga perbatasan,” jelasnya.

Baca Juga :  Gubernur Lantik 1.197 PPPK, Minta Bekerja Secara Profesional dan Bertanggung Jawab

Namun, pembangunan PLBN juga mengandung tantangan: penguatan kapasitas masyarakat lokal, pengelolaan tata niaga lintas batas, hingga kesiapan infrastruktur penunjang seperti jalan, pasar, dan layanan publik lainnya. Pemerintah daerah bersama pusat kini tengah menyusun langkah strategis agar PLBN bukan hanya menjadi proyek fisik, tetapi juga pembangunan sosial-ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Dalam narasi besar pembangunan nasional, perbatasan bukan lagi titik terluar, melainkan beranda depan. Dan di Nunukan, harapan itu mulai menampakkan bentuknya dimulai dari fondasi yang dibangun di tanah-tanah sunyi, menuju gerbang baru pertumbuhan ekonomi, martabat, dan konektivitas antarbangsa. (*)

Reporter: Darmawan

Editor: Ramli

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *