benuanta.co.id, NUNUKAN – Suasana Balai Kesenian Rakyat di Desa Kunyit, Kecamatan Sebuku, terasa berbeda pagi itu. Tak sekadar forum rutin, Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Calon Daerah Otonom Baru (CDOB) Kabudaya Perbatasan menjadi ruang pertemuan antara semangat lama dan harapan baru. Dengan tema “Pemekaran CDOB Kabudaya Perbatasan: Instrumen Penumbuhan Kawasan Pertumbuhan Daerah Baru di Provinsi Kalimantan Utara,” Rakerda kali ini menjadi titik reflektif dalam perjuangan panjang pembentukan Kabupaten Bumi Dayak Perbatasan, pada Senin 12 Mei 2025.
CDOB Kabudaya bukan sekadar proyek administratif. Ia adalah cermin dari hasrat kolektif masyarakat sembilan kecamatan—Sembakung, Sembakung Atulai, Lumbis, Lumbis Ogong, Lumbis Hulu, Lumbis Pansiangan, Sebuku, Tulin Onsoi, dan Seimenggaris—yang selama ini hidup di tengah keterbatasan akses, minimnya infrastruktur, serta jauh dari pusat-pusat layanan publik. Pemekaran menjadi jawaban atas ketimpangan, sekaligus harapan akan masa depan yang lebih setara.
Rakerda ini bertujuan untuk mengkaji dan membahas rencana pembentukan daerah otonomi baru, khususnya di wilayah perbatasan, dengan menyoroti aspek sosial budaya, ekonomi, dan politik. Selain itu, forum ini juga menjadi wadah menyelaraskan aspirasi masyarakat, pemerintah, serta pihak-pihak terkait lainnya demi mewujudkan pembentukan DOB yang efektif dan berkelanjutan.
Wakil Bupati Nunukan, Hermanus menyampaikan apresiasi atas semangat dan konsistensi para pejuang CDOB Kabudaya yang telah memperjuangkan pemekaran wilayah selama kurang lebih 13 tahun. Sebagai perwakilan pemerintah daerah, ia menegaskan komitmennya untuk terus memberikan dukungan terhadap perjuangan tersebut.
Secara mengejutkan, Hermanus juga secara resmi menyampaikan surat pengunduran dirinya sebagai Sekretaris Umum Badan Presidium 0008 Kabudaya Perbatasan periode 2012–2025. Di hadapan seluruh peserta Rakerda, ia menyampaikan pesan agar perjuangan terus dilanjutkan dengan semangat dan doa.
“Perjuangan ini bukan hanya soal pembentukan wilayah administratif, tetapi juga demi masa depan dan kesejahteraan masyarakat perbatasan. Mari kita terus berjuang bersama, dengan niat yang tulus dan harapan yang besar,” kata Hermanus.
Rakerda ini menjadi momentum penting dalam perjalanan pembentukan DOB Kabudaya, yang diharapkan kelak dapat menjadi motor penggerak pembangunan dan pemerataan di wilayah perbatasan Kalimantan Utara. (*)
Reporter: Darmawan
Editor: Ramli