benuanta.co.id, NUNUKAN – Jelang Iduladha 2025, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Nunukan tengah meningkatkan pengawasan terhadap lalu lintas dan kondisi hewan kurban, terutama sapi untuk mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) yang masih menjadi ancaman serius bagi hewan ternak.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan pada DKPP Nunukan, Andi Jainal, mengatakan bahwa saat ini telah tercatat sekitar 200 hingga 300 ekor sapi yang masuk ke wilayah Kabupaten Nunukan.
Namun, distribusi pastinya apakah hanya tersebar di Pulau Nunukan, sebagian di Pulau Sebatik, atau wilayah lain masih dalam proses pendataan dan pemantauan.
“Sapi yang masuk harus melalui jalur karantina terlebih dahulu sebelum didistribusikan ke penampungan,” kata Jainal kepada benuanta.co.id, Ahad (11/5/2025).
“Setelah tiba di tempat penampungan, kami akan melakukan pemantauan selama satu hingga dua hari menjelang Hari Raya Idul Adha, termasuk penghitungan ulang jumlah sapi kurban yang tersedia,” tambahnya.
Berdasarkan catatan tahun lalu, kebutuhan hewan kurban di Kabupaten Nunukan mencapai sekitar 400 ekor. DKPP memperkirakan angka tersebut akan tetap stabil untuk tahun ini, meskipun pemantauan terus dilakukan untuk mengantisipasi kekurangan atau kelebihan stok hewan kurban.
Jainal menegaskan pentingnya menjaga kesehatan hewan kurban selama masa penampungan hingga penyembelihan. Ini mencakup penyediaan kandang yang layak, pemberian pakan yang cukup, serta dukungan vitamin dan vaksin secara berkala untuk menghindari wabah penyakit.
“Upaya ini tidak hanya untuk memastikan hewan kurban sehat, tetapi juga untuk memberikan rasa aman bagi masyarakat dalam menjalankan ibadah kurban,” tutupnya.
DKPP Nunukan juga mengimbau masyarakat, khususnya panitia kurban di masjid-masjid, agar hanya membeli hewan dari penjual yang telah mendapatkan pengawasan kesehatan dari dinas terkait.
Dengan pengawasan ketat dan kolaborasi dari berbagai pihak, Pemerintah Kabupaten Nunukan berharap pelaksanaan kurban tahun ini dapat berjalan lancar, aman, dan bebas dari ancaman penyakit hewan menular. (*)
Reporter: Darmawan
Editor: Ramli