benuanta.co.id, TARAKAN – Perputaran ekonomi global pengaruhi tingkat pengangguran, Dinas Perindustrian dan Ketenagakerjaan harap investasi di Kota Tarakan bisa bertahan.
Berdasarkan data laporan World Economic Outlook edisi April 2025 yang dirilis pada Selasa (22/4/2025), angka pengangguran di Indonesia mencapai 5,0 persen pada tahun 2025. Dilansir dari Dana Moneter Internasional (IMF), diperkirakan pengangguran di Indonesia akan meningkat dalam beberapa tahun ke depan sebagai dampak dari memanasnya perang dagang secara global.
Pengangguran di Indonesia mencapai 5,0 persen pada tahun 2025, naik dari 4,9 persen pada tahun sebelumnya. Pada 2026, angka ini diperkirakan kembali naik menjadi 5,1 persen. Hal ini terjadi karena banyaknya kasus Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Terkait hal ini, Kepala Dinas Perindustrian dan Ketenagakerjaan Kota Tarakan, Agus Sutanto menuturkan dampak ekonomi global merupakan peristiwa yang berdampak secara positif mau pun negatif. Kendati demikian, bagi dunia usaha hal ini sangat merugikan karena harus mengurangi produksi hingga pengurangan jumlah tenaga kerja.
“Jadi kalau yang kejadian seperti ini kan memang sudah kita rasakan investasi menurun, kemudian banyak pengurangan tanah kerja, bahkan PHK massal sampai di Jawa itu sampai bukan 1-2 tapi sampai ribuan. Alhamdulillah untuk Tarakan ini sampai sekarang kita meskipun ada PHK tetapi sifatnya bukan PHK massal, tapi mungkin wajar masih apa ya, masih normal lah ya, 1-2 memang terjadi kejadian tapi tidak sampai terjadi PHK massal,” ujarnya, Selasa (6/5/2025).
Dengan menguaknya perang ekonomi dunia, ia berharap seluruh investasi di Kota Tarakan bisa terus survive meskipun untuk saat ini kondisinya masih tergolong cukup bagus. Ini juga didukung oleh masuknya investasi baru yang dapat mengurangi jumlah pengangguran di Tarakan.
Berdasarkan laporan terdapat beberapa perusahaan harus mem-PHK tenaga kerjanya karena masalah ekonomi global. Beberapa perusahaan harus merumahkan karyawannya.
“Memang sempat awal tahun kemarin sempat terjadi perumahan, perumahan karyawan di salah satu perusahaan, itu tadi karena buyer di luar negeri tidak ada. Tapi ini kalau berlangsung terus-menerus ini juga bisa berpengaruh juga,” ungkapnya.
“Tapi kita berdoa saja lah, mudah-mudahan dampak ekonomi global ini segera normal kembali lah. Karena ini kalau tidak, kalau berterusan nanti pasti akan berpengaruh. Karena produksi tidak ada pembeli, kan perusahaan rugi, begitu perusahaan rugi tidak ada pembeli, makanya otomatis akan merumahkan karyawan, paling parahnya juga nanti tutup,” pungkasnya. (*)
Reporter: Sunny Celine
Editor: Yogi Wibawa