Tren Belanja Online Terus Melesat Bikin Pedagang Pasar Gusher Melesu

benuanta.co.id, TARAKAN – Belanja online lebih diminati masyarakat membuat Pasar Gusher Tarakan sepi peminat. Banyak Pedagang lebih memilih angkat kaki karena merugi.

Kemudahan belanja online saat ini memang sedang diminati masyarakat. Selain kemudahan dalam berbelanja dengan aplikasi, pembeli juga dijamu dengan penghematan waktu dalam memilih produk yang ingin dibeli tanpa harus berkunjung ke took offline.

Seiring berkembangnya teknologi, hal ini memang sangat bermanfaat dan mempermudah masyarakat. Namun, hal ini merupakan bencana bagi pedagang pasar mengingat masyarakat saat ini sudah tidak tertarik lagi untuk berbelanja secara offline di pasar sehingga daya beli masyarakat beransur-ansur menurun.

Baca Juga :  Pohon Tumbang Rusak Rumah Warga di Pantai Amal

Salah satu pedagang Pasar Gusher  Tarakan, Arif menuturkan sejak tahun 2014 lalu keadaan Pasar Gusher sudah mulai terlihat sepi, namun pengunjung mulai makin berkurang dua tahun belakangan ini.

“Masyarakat kurang, ada aja yang beli tapi nggak banyak di bawah 2014 itu ramai, tahun 2014 memang belum online, ada covid lagi. Cuma memang daya beli yang kurang kalo lebaran tuh kan ada uang, ada ya mereka belanja. Kemarin juga lebaran ya lumayan ramai,” ujarnya, Rabu (7/5/2025).

Baca Juga :  Polres Tarakan Amankan Perayaan Waisak di Wihara Vajrah Bumi Dwipa

Kurangnya pemasukan membuat penjual mulai angkat kaki. Berdasarkan pantauan, hampir semua toko di Pasar Gusher Tarakan sudah tutup dan pengunjung sudah tidak ramai lagi.

Menurutnya, hal ini terjadi karena perputaran ekonomi saat ini yang memang berdampak pada daya beli masyarakat. “Sekarang sepi (penjual), yang bertahan paling yang punya toko sendiri,” ungkapnya.

Senada dengan Arif, salah satu pedagang baju di Pasar Gusher, Nawa mengatakan saat ini kondisi Pasar Gusher sangat sepi baik pedagang maupun pembeli. Sudah dua tahun belakangan ini hal ini dirasakan oleh penjual, adanya belanja online sangat memengaruhi pemasukan.

Baca Juga :  3.700 Anak Tak Sekolah di Tarakan Masih Diverifikasi, Disdik Gandeng RT hingga Dasawisma

“Banyak yang beralih ke online, kalau dulu kontraknya mahal Rp 15 juta per tahun sekarang turun Rp 5 juta, ini aja mahal (uang sewa ruko). Omzet paling habis buat makan malah nggak balik modal untuk belanja barang aja nggak bisa,” terangnya.

“Ini Pasar Gusher, pasarnya mati. Berapa bulan ini dibuka di atas Ramayana (permainan), lumayan ramai harapannya ya dibuat ramai lagi,” pungkasnya. (*)

Reporter: Sunny Celine

Editor: Yogi Wibawa

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *