benuanta.co.id, TARAKAN – Pemerintah Kota Tarakan melalui Dinas Pendidikan memastikan pembukaan Sekolah Rakyat tahun ini untuk jenjang SD dan SMP. Sekolah ini dirancang khusus untuk anak-anak dari keluarga miskin ekstrem yang tidak memiliki penghasilan dan sulit mengakses pendidikan formal.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Tarakan, Tamrin Toha, S.T., M.Sc., menyebutkan dua kelas akan dibuka untuk masing-masing jenjang SD dan SMP, dengan kapasitas 25 siswa per kelas. “Alhamdulillah, kemungkinan besar tahun ini Tarakan bisa menerima siswa baru untuk Sekolah Rakyat,” ujarnya, Selasa (6/5/2025).
Karena pembangunan gedung Sekolah Rakyat masih berlangsung tahun ini, sementara proses pembelajaran akan dilakukan di Balai Latihan Kerja (BLK) Kampung Enam. “Untuk sementara, seluruh kegiatan sekolah akan dititipkan di BLK. Termasuk proses belajar-mengajar dan aktivitas lainnya,” jelasnya.
Tamrin menegaskan rekrutmen calon kepala sekolah dan guru sedang disiapkan secara cepat. Ia menambahkan karakter dan integritas tenaga pendidik akan menjadi fokus utama dalam seleksi. “Kita harus segera menyeleksi kepala sekolah dan guru-gurunya karena sekolah ini tidak sama dengan sekolah biasa,” tegasnya.
Untuk memastikan siswa yang diterima benar-benar dari keluarga miskin ekstrem, Dinas Pendidikan akan bekerja sama dengan Dinas Sosial menggunakan data terpadu kemiskinan. Dari sekitar 2.000 data warga miskin ekstrem, hanya 100 anak yang bisa ditampung pada tahap awal ini. “Nanti harus pakai verifikasi, tidak boleh sekadar mengaku miskin,” katanya.
Sekolah Rakyat akan mengadopsi sistem berasrama, sehingga dibutuhkan komitmen penuh dari orang tua. Ia menyebutkan, fasilitas yang disediakan cukup lengkap, mulai dari ruang kelas, asrama, dapur, hingga fasilitas olahraga. “Ini sekolah berasrama, jadi orang tua juga harus siap melepas anaknya. Tapi semua kebutuhan ditanggung pemerintah,” terangnya.
Keputusan untuk membuka jenjang SD dan SMP diambil langsung oleh Wali Kota Tarakan setelah mempertimbangkan berbagai opsi. “Kemarin kita diberi pilihan mau SD-SMP atau SMP-SMA, dan Wali Kota memilih SD dan SMP dulu. Tidak menutup kemungkinan ke depan ditambah jenjang SMA,” ungkapnya.
Pemerintah juga akan merekrut guru-guru dari kalangan PNS atau P3K yang berminat dan bersedia tinggal di sekolah. Untuk keperluan itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan Direktorat Kepala Sekolah dan Tenaga Kependidikan untuk proses perekrutan. “Kami butuh guru dan kepala sekolah yang tidak hanya profesional, tapi juga siap tinggal di asrama dan membina karakter siswa,” katanya.
Selain guru dan kepala sekolah, Sekolah Rakyat juga akan dilengkapi tenaga non-pendidik seperti kepala asrama, juru masak, petugas laundry, hingga petugas kebersihan. “Karena ini sekolah berasrama, tenaga pendukung juga harus lengkap untuk menjamin kenyamanan siswa,” pungkasnya. (*)
Reporter: Eko Saputra
Editor: Ramli